Sort by
Sort by

Pengolahan Limbah Peternakan, Bersahabat dengan Lingkungan dan Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Para Peternak

Unit pengelolaan limbah yang mampu memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi gas yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Dalam kemitraannya dengan peternak, Nestlé mendorong pengelolaan ternak yang bertanggung jawab demi kelestarian lingkungan.

Komitmen kami dalam memastikan pasokan susu yang berkualitas dari para peternak telah diwujudkan salah satunya dengan memberikan pendampingan teknis kepada para peternak. Di dalam konteks tersebut, kami juga memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan limbah peternakan, yang juga menjadi perhatian kami.

Bagi kami, bukan hanya kualitas susu yang menjadi hal penting, namun dampak dari kegiatan sehari-hari di peternakan bagi lingkungan pun menjadi pertimbangan kami, mengingat bagaimana peternakan itu dikelola, dengan sendirinya akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan serta kesinambungan peternakan itu sendiri. Untuk itu, kami pun berupaya untuk mencarikan pendekatan terbaik dalam pengelolaan limbah kotoran sapi. Belajar dari pengalaman di beberapa negara lain, tim ahli kami melihat adanya potensi pemanfaatan limbah tersebut sebagai sumber energi alternatif, selain sebagai pupuk kandang. Kandungan methanol dari kotoran sapi, dapat digunakan untuk menghasilkan energi gas yang bisa mencukupi kebutuhan satu rumah tangga. Kami memandang, pendekatan ini tidak hanya berdampak positif kepada lingkungan, namun juga bagi sejumlah keluarga dan rumahtangga para peternak sapi.

Program Biogas kami luncurkan pada pertengahan tahun 2008, bersama beberapa mitra koperasi kami. Melalui program ini, setiap koperasi dapat mendaftarkan untuk mendapatkan pinjaman modal tanpa bunga untuk mendirikan unit Biogas bagi setiap anggotanya.

Dengan investasi awal sebesar Rp 3.500.000, dan pasokan limbah dari sedikitnya tiga ekor sapi, maka pasokan gas untuk kebutuhan rumah tangga untuk memasak pun, dapat terpenuhi sepanjang tahun tanpa perlu biaya lagi. Sudah barang tentu ini merupakan sebuah penghematan besar bagi satu rumah tangga, mengingat untuk penggunaan minyak tanah, paling tidak diperlukan dana sebesar Rp 300.000 per bulan.

Untuk bisa mendapatkan pinjaman sehingga mereka mampu memasang unit Biogas, para peternak diwajibkan memenuhi komitmennya dalam memasok susu dengan kualitas yang telah kami tetapkan. Mekanisme ini juga merupakan salah satu bentuk upaya kami dalam menumbuhkan perilaku disiplin diantara para peternak.

Hingga saat ini, sebanyak lebih dari 150 unit Biogas telah terpasang di lingkungan rumah tangga para peternak. Untuk sebuah program yang berjalan kurang dari setahun, angka ini cukup baik. Adanya mereka yang telah menikmati dampak positif Biogas akan sangat membantu kami dalam menyosialisasikan teknologi sederhana ini. Ke depan, selain terus mempromosikan pemakaian Biogas di kalangan peternak, kami pun memiliki rencana untuk memberikan pelatihan kepada para pengguna Biogas tentang beragam kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.