Sort by
Sort by

Konsep Pertanian Regeneratif dan Manfaatnya

Konsep Pertanian Regeneratif dan Manfaatnya

Tahukah Anda bahwa sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca? Emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) dapat memicu peningkatan suhu sehingga menjadi salah satu penyebab pemanasan global.

Di balik kegiatan produksi bahan pangan dan bahan baku industri yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, ternyata aktivitas ini turut berkontribusi besar terhadap perubahan iklim.

Oleh karena itu, upaya untuk menggalakkan kegiatan pertanian yang lebih ramah lingkungan sangat penting. Salah satu konsep pertanian yang patut dicoba sebagai upaya mitigasi perubahan iklim adalah melalui penerapan pertanian regeneratif.

Pengertian Pertanian Regeneratif

Regenerative agriculture atau pertanian regeneratif adalah pertanian yang berprinsip meningkatkan kualitas lahan pertanian dengan rehabilitasi dan revitalisasi seluruh ekosistem, seperti tanah dan air.

Praktik pertanian ini menitikberatkan kepada manajemen air, penggunaan pupuk, dan mempertahankan keragaman biologis untuk menciptakan lahan pertanian yang sehat.

Dengan meningkatkan kesehatan tanah, kadar karbon dan biomassa tanaman yang di akan lebih banyak, kualitas produk pertanian meningkat, dan harga jual panen dapat bertambah. Sebagai contoh, pertanian regeneratif bisa diterapkan pada pertanian lahan kering dan peternakan sapi.

Pertanian regeneratif juga bisa menjadi salah satu inisiatif untuk mendukung pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture. Hal tersebut merupakan cara mengelola sumber daya untuk usaha pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan tetap melestarikan alam.

4 Teknik Kunci dalam Pertanian Regeneratif

Untuk meningkatkan kualitas tanah, regenerative agriculture menekankan pendekatan yang menyeluruh dan dinamis dalam membangun ekosistem. Berikut empat teknik utama pertanian regeneratif.

1. Pengolahan Tanah Konservasi

Pemanfaatan dan pengolahan tanah secara masif dan cepat bisa menjadi penyebab efek rumah kaca. Sebab, cara ini mengikis tanah dan menciptakan ekosistem yang tidak bersahabat bagi mikroba di dalam tanah.

Untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah konservasi atau conservation tillage, yakni metode pengolahan tanah dengan meminimalkan erosi, menjaga kelembaban tanah, meningkatkan kesuburan, dan melestarikan kualitasnya dalam jangka panjang.

Dengan menerapkan pengolahan minimum atau tanpa olah tanah (minimum tillage/zero tillage), tanah tidak mengalami kejenuhan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta menyimpan lebih banyak karbon.

2. Keanekaragaman

Meningkatkan keanekaragaman tanaman di ladang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah sehingga hasil pertanian lebih produktif. Sebab, tumbuhan yang beraneka ragam akan melepaskan karbohidrat yang berbeda-beda pula. Zat yang dimakan mikroba bisa mengembalikan bermacam-macam nutrisi ke tanaman dan tanah.

Cara meningkatkan keanekaragaman tanaman dalam pertanian salah satunya melalui sistem tumpang sari, yaitu metode pemanfaatan lahan dengan menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan. Misalnya, di perkebunan kopi, selain menanam kopi, petani juga dapat sekaligus menanam lada, vanila, jahe, kacang-kacangan, atau alpukat.

Penting diperhatikan bahwa penempatan tanaman harus dilakukan secara sistematis sehingga beberapa jenis tanaman tersebut saling mendukung dan tidak saling mengalahkan.

3. Rotasi dan Tanaman Penutup Tanah

Menerapkan rotasi tanaman dan tanaman penutup tanah secara strategis dapat menambah bahan organik yang lebih banyak dan beragam. Metode pertanian ini juga berguna untuk menghindari penyakit dan hama secara alami.

Tanaman penutup tanah adalah jenis tanaman yang ditanam di permukaan tanah sehingga menutupinya. Menanam tanaman ini dapat memberi manfaat seperti mengendalikan erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pemadatan tanah, meningkatkan kadar air dan nutrisi dalam tanah, hingga menarik serangga penyerbuk. Jenis tanaman penutup tanah di antaranya adalah rerumputan dan legum.

Sedangkan rotasi tanaman dilakukan dengan cara menghindari menanam satu jenis tanaman yang sama di lahan yang sama dalam jangka panjang. Rotasi tanaman bermanfaat meningkatkan hasil panen, meningkatkan nutrisi dan bahan organik dalam tanah, menghambat siklus hama tanaman, serta dapat mengurangi penggunaan bahan kimia untuk pertanian.

Pada intinya, hindari menanam tanaman dengan jenis yang sama di lokasi yang sama serta membiarkan tanah tidak tertutup karena tanah bisa terkikis dan nutrisi untuk tanaman menghilang.

4. Kurangi Gangguan

Selain mengurangi gangguan fisik pada pengolahan tanah, pertanian regeneratif juga mengutamakan kehati-hatian dalam memberikan aktivitas biologis dan kimiawi yang dapat merusak tanah dalam jangka panjang. Sebab, penggunaan pupuk dan pembetulan tanah dapat mengganggu hubungan alami mikroorganisme dengan akar tanaman.

Lebah Madu Trigona

Merupakan lebah yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia. Lebah ini mempunyai fisik yang kecil bila dibandingkan dengan lebah lain dan tidak mempunyai sengat.

Peternakan Lebah Trigona di perkebunan mitra petani kopi binaan yang dimulai sejak tahun 2021, merupakan salah satu program yang sedang dirintis oleh Tim Agriservice Nestlé Indonesia, dan bagian dari sistem pertanian terpadu (integrated farming).

Sarang Lebah

Lebah Trigona diternak di dalam stup (rumah lebah). Peternakan lebah di perkebunan kopi memiliki manfaat baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkebunan itu sendiri dan juga bagi petani kopi. Pohon kopi tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, sehingga harus dibantu, bisa melalui bantuan makhluk hidup (kumbang/manusia) atau melalui angin. Dengan adanya peternakan lebah Trigona di perkebunan kopi, maka dapat membantu proses polinasi.

Penggunaan lebah di perkebunan kopi juga bisa menjadi pestisida alami dalam menjaga pohon kopi, dan menjadi indikator untuk kesehatan tanah dan perkebunan kopi serta meningkatkan keanekaragaman hayati, karena penggunaan pestisida kimia dapat merusak lingkungan dan tanah di perkebunan.

Lebah Trigona

Pemilihan lebah Trigona dalam perkebunan kopi karena lebah ini tidak ganas (tidak menyengat) dan madu yang dihasilkan memiliki rasa yang unik, dan diharapkan ke depannya dapat membantu menambah pendapatan bagi petani kopi.

Manfaat Regenerative Agriculture Secara Ekologis

Praktik pertanian ini berkontribusi pada pengurangan limbah, penyerapan karbon, hingga peningkatan kesuburan tanah secara organik. Penggunaan lahan yang sehat juga mengurangi risiko gagal panen karena mengurangi gangguan pada tanah.

Manfaat Regenerative Agriculture Secara Ekonomi

Petani yang menerapkan metode tumpang sari (menanam dua atau lebih jenis tanaman dalam satu area lahan) bisa berpotensi lebih besar untuk mendapatkan profit hasil panen yang lebih banyak, selain dari hasil panen kopi.

Manfaat Regenerative Agriculture Secara Sosial

Meningkatnya kualitas tanaman tidak hanya membuat petani lebih berdaya, tapi juga bermanfaat kepada masyarakat secara keseluruhan. Sebab, ekosistem pertanian yang sehat dapat meningkatkan produktivitas petani dan keseimbangan lingkungan.

Pertanian Regeneratif: Langkah Nestlé Mendukung Melawan Perubahan Iklim

Perubahan iklim menimbulkan dampak buruk pada Bumi sebagai planet yang layak huni. Demi mencegah hal tersebut, kenaikan suhu global perlu dibatasi hingga 1,5° Celcius di atas tingkat pra-industri.

Saat ini, suhu Bumi sudah meningkat 1,1° Celcius dibandingkan pada akhir tahun 1800-an. Untuk itu, semua pihak di seluruh dunia melalui Perjanjian Paris telah sepakat mengurangi emisi karbon hingga 45% pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2050.

Net zero emission adalah kondisi saat semua gas rumah kaca dari aktivitas manusia dapat dihilangkan dengan menyerapnya kembali sampai batas seimbang. Penyerapan emisi karbon ini dapat dilakukan melalui ekosistem hutan dan juga laut.

Demi mencapai tujuan mulia tersebut, Nestlé telah menyusun peta jalan dalam menghadapi perubahan iklim yang dapat berdampak pada perusahaan. Peta jalan tersebut meliputi upaya mengurangi emisi di tingkat manufaktur, pengemasan, hingga investasi pada pertanian regeneratif.

 Oleh karenanya, Nestlé mendukung 500.000 petani dan 150.000 pemasok untuk menerapkan praktik regenerative agriculture, seperti memperbaiki kondisi tanah, hingga memulihkan ekosistem.

Termasuk 11.000 mitra petani kopi binaan, dalam memanfaatkan lahan perkebunan yang terbatas untuk mendapat hasil yang lebih besar.

"Kami memahami bahwa mitra petani kami memiliki skala kepemilikan lahan yang rencah. Kami tidak berharap mitra memperluas lahan untuk menghindari ekspansi ke lahan yang tidak diharapkan atau bahkan hingga deforestasi."

"Justru bagaimana kami dapat mendukung dan membantu memberikan solusi dengan apa yang sudah mereka miliki sekarang. Bagaimana mengoptimalisasikan lahan yang sama untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih besar," ujar Syahrudi, Head of Sustainable Agri Nestlé Indonesia.

Magdi Batato, Executive Vice President dan Head of Operations Nestlé menyampaikan, "Dengan hampir 2/3 emisi berasal dari pertanian, pertanian regeneratif dan reforestasi merupakan upaya penting dalam langkah kami menuju net zero. Upaya-upaya tersebut akan menekan emisi serta membenahi keanekaragaman hayati dengan skala besar."