Sort by
Sort by

Plogging: Tren lari warga dunia yang ramah lingkungan

Tren lari warga dunia yang ramah lingkungan
Plogging

Plogging adalah olahraga lari yang populer di Swedia. Kata Plogging sendiri diambil dari kombinasi antara kata “jogging” dan istilah Swedia, “plocka upp”, yang artinya mengambil. Plogging kemudian dikenal sebagai olahraga lari sambil memunguti sampah di sekitar.

Olahraga ini digagas oleh seorang ahli lingkungan bernama Erik Ahlstrom yang tergerak untuk membersihkan kota Stockholm di Swedia. Menurut Ahlstrom, Stockholm saat itu kotor dan mirip seperti tempat pembuangan sampah. Masyarakat Swedia pun mulai ramai mempraktikkan Plogging pada 2016.

Sementara itu, sejalan dengan tren olahraga lari yang tengah meningkat di Indonesia, Plogging pun mulai diterapkan oleh beberapa komunitas lari dalam negeri sejak Februari 2018. Salah satunya adalah Komunitas Maros Runners di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, yang berhasil mengumpulkan sampah hingga 50 kg. Layaknya kegiatan Car Free Day, Plogging kerap dilakukan setiap akhir pekan.

Sebetulnya, apa saja manfaat Plogging?

Membakar Kalori Secara Efektif
Plogging, sebagaimana olahraga lainnya, dapat membantu pembakaran kalori di dalam tubuh Anda. Namun bedanya, aktivitas berlari yang diiringi dengan membungkukkan badan untuk mengambil sampah nyatanya mampu meningkatkan efektivitas pembakaran kalori tersebut. Apabila jogging selama tiga puluh menit bisa membakar 235 kalori, Plogging dapat membakar 288 kalori.

Membantu Tubuh Lebih Sehat dan Bugar
Tentunya, dengan melakukan Plogging secara berkala, kesehatan dan kebugaran tubuh Anda dapat terjaga pada tingkat yang baik. Lebih dari itu, pola makan yang teratur dan tidur yang cukup pun mampu terbentuk setelah beraktivitas.

Menjaga Kelestarian Lingkungan
Manfaat ekstra dari Plogging adalah lestarinya lingkungan di sekitar Anda. Sampah, apapun jenisnya, adalah masalah global yang harus menjadi perhatian khusus bagi setiap individu di bumi. Terang saja, lingkungan yang kotor dan dipenuhi sampah akan berpengaruh pada kesehatan Anda. Maka dari itu, Plogging sebagai misi sosial untuk membersihkan lingkungan dari sampah, bisa membuat tubuh Anda bisa menjadi lebih sehat.

Produksi Sampah di Indonesia
Plogging dapat membantu Indonesia untuk menjadi negara yang bebas dari masalah kebersihan lingkungan. Faktanya, sejak 2006 hingga 2010, produksi sampah di Indonesia terus mengalami peningkatan, apalagi dengan mengingat tingginya jumlah penduduk di Indonesia.

Di Pulau Jawa, misalnya, sebagai pulau dengan jumlah populasi penduduk tertinggi, menjadi produsen sampah yang terbesar di Indonesia. Sementara itu, di luar Jawa, pulau Sumatera juga mencatatkan produksi sampah yang besar.

Melimpahnya sampah di dalam negeri juga tidak lepas dari aktivitas industri yang semakin berkembang, khususnya di kota-kota besar. Volume produksi sampah pun belum seimbang dengan volume sampah yang terangkut. Pada 2016, dari tiga puluh Ibu Kota Provinsi di Indonesia, rata-rata sampah yang terangkut hanya menyentuh 71,20 persen dari total produksi sampah.

Bahkan perlu diingat pula bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah pun turut berpengaruh pada tingginya volume sampah di Indonesia. Manajemen sampah organik dan non-organik masih menjadi permasalahan utama di Indonesia.

Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa sampah adalah perkara serius yang perlu dibenahi. Plogging adalah salah satu cara yang dapat diterapkan. Ibarat pepatah, sekali mendayung dua pulau terlampaui; Plogging mampu membuat tubuh menjadi sehat dan lingkungan menjadi lestari.

Komitmen Nestlé dalam Menciptakan Lingkungan yang Bebas dari Sampah
Namun, di luar itu, nyatanya banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk dapat mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah. Sesuai dengan komitmen Nestlé untuk upaya zero waste to landfill pada 2025, Nestlé Indonesia telah mengimplementasikan berbagai inisiatif, mulai dari penurunan waste disposal rate di semua pabrik hingga persentase 47% sejak 2010--2017, inisiatif segregasi sampah organik dan non-organik, hingga kolaborasi dengan PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment) untuk mengembangkan solusi manajemen sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan di Indonesia.

Terlebih lagi, Nestlé juga menaruh perhatian besar pada pengelolaan sampah makanan yang setiap tahunnya diperkirakan mencapai volume satu miliar ton di dunia. Nestlé memantau penyediaan bahan baku yang bertanggung jawab, yakni lewat kerja sama dengan 20.000 petani kopi di Lampung dan 6.000 petani kakao di Mamuju untuk meredam potensi gagal panen serta kerugian pasca-panen.

Kemudian, Nestlé pun senantiasa berupaya menghindari kemungkinan terbuangnya makanan dengan melakukan efisiensi pada proses produksi. Dengan begini, diharapkan lingkungan bisa tetap lestari.