Stunting merupakan istilah yang semakin sering didengar di kalangan orang tua dan pemerhati kesehatan anak. Namun, tak jarang ada kebingungan mengenai apa sebenarnya stunting itu, efeknya, dan bagaimana cara mencegahnya. Artikel ini hadir untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai stunting, sehingga para Ibu dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan Si Kecil tumbuh sehat dan optimal.
Apa itu Stunting?
Stunting pada anak adalah kondisi di mana tinggi badan seorang anak lebih rendah dari standar usianya, sering kali disebabkan oleh gizi buruk dalam jangka waktu yang lama1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stunting sebagai tinggi badan berdasarkan usia yang lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak WHO.
Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan. Kondisi stunting pada anak adalah cerminan gangguan pertumbuhan yang biasanya terjadi sejak dalam kandungan, dan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak2.
Efek Stunting pada Kesehatan dan Perkembangan Si Kecil
Stunting memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan perkembangan Si Kecil. Secara fisik, anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit infeksi karena sistem imun mereka tidak berkembang optimal. Selain itu, pertumbuhan fisik yang terhambat juga sering diikuti dengan keterlambatan perkembangan motorik3.
Dari sisi kognitif, stunting dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan belajar dan prestasi akademis. Kemampuan sosial Si Kecil juga dapat terganggu, mengingat sering kali mereka tidak dapat mengikuti aktivitas yang sesuai dengan usianya4.
Penyebab Utama dan Hal-hal yang Memicu Stunting
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan stunting, dan biasanya merupakan kombinasi dari beberapa faktor lingkungan dan biologis5:
- Gizi Buruk: Asupan nutrisi yang tidak memadai, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga usia dua tahun), adalah penyebab utama stunting.
- Penyakit Infeksi Berulang: Infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi dapat mengakibatkan penyerapan nutrisi yang kurang efektif.
- Kesehatan Ibu yang Buruk: Ibu yang mengalami kekurangan gizi selama kehamilan atau kenaikan berat badan yang tidak memadai berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, yang dapat memicu terjadinya stunting.
- Sanitasi yang Buruk: Lingkungan dengan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi status gizi mereka.
- Faktor Sosial dan Ekonomi: Kemiskinan, kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta kurangnya pemahaman mengenai pola asuh dan gizi anak turut berperan dalam terjadinya stunting.
Bagaimana Mendeteksi Stunting pada Si Kecil
Pendeteksian stunting pada anak adalah sebuah hal yang tidak hanya mengandalkan pengamatan fisik. Penting bagi para Ibu untuk rutin mengukur tinggi badan dan mencatatnya di Kartu Menuju Sehat (KMS)6. Jika tinggi Si Kecil selalu berada di bawah dari kurva pertumbuhan normal, ini merupakan salah satu indikator yang perlu diwaspadai. Selain itu, konsultasi rutin dengan tenaga kesehatan profesional, seperti bidan atau dokter anak, sangat dianjurkan untuk memastikan pola pertumbuhan Si Kecil sesuai dengan standar kesehatan.
Baca Juga: Memahami Indikator Stunting di Indonesia
Pencegahan dan Cara Menangani Stunting
Pencegahan stunting sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan sebelum Si Kecil lahir. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil7:
- Peningkatan Nutrisi Ibu Hamil: Memastikan bahwa ibu mendapatkan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan sangat krusial. Nutrisi yang cukup membantu perkembangan janin secara optimal.
- Memberikan ASI Eksklusif: Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir. ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan memberikan nutrisi dan antibodi yang dibutuhkan Si Kecil.
- Pemberian MP-ASI yang Tepat: Setelah enam bulan, Si Kecil memerlukan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan yang pesat di tahun pertama.
- Menjaga Kebersihan dan Sanitasi: Memastikan lingkungan yang bersih dan memiliki akses ke sanitasi yang layak sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperburuk kondisi gizi Si Kecil.
- Rutin Cek Tumbuh Kembang Anak: Pemeriksaan kesehatan yang rutin membantu dalam memantau pertumbuhan dan mendeteksi dini adanya kelainan.
Penanganan stunting pada anak adalah dengan menggunakan pendekatan yang holistik. Hal ini termasuk perbaikan pola makan dengan makanan tinggi kalori dan gizi, serta intervensi kesehatan lainnya sesuai anjuran dari tenaga kesehatan profesional.
Stunting bukanlah sekadar masalah tinggi badan, tetapi kondisi yang mencerminkan dampak jangka panjang dari kekurangan gizi dan faktor kesehatan yang lain8. Dengan pemahaman yang tepat dan penanganan yang terintegrasi sejak dini, para Ibu dapat memainkan peran penting dalam mencegah dan menangani stunting. Penting untuk terus mendapatkan informasi terbaru dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan ahli untuk memastikan Si Kecil mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan cerdas sesuai potensinya. Mari bersama kita jaga kesehatan dan masa depan Si Kecil agar generasi penerus bangsa ini menjadi generasi yang sehat dan berdaya.
Untuk membantu Ibu memenuhi kebutuhan gizi anak usia dini dan mencegah risiko stunting, Ibu juga bisa memberikan susu fortifikasi yang biasanya telah diperkaya zat besi, seperti susu susu Nestlé BATITA. Susu Nestlé BATITA 1+ untuk anak usia 1-3 tahun memiliki kandungan tinggi zat besi yang baik untuk Si Kecil. Selain itu juga diperkaya berbagai gizi vitamin dan mineral penting lainnya yang dIbutuhkan anak.
Sumber:
- Stunting in a nutshell. World Health Organization (WHO). https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
- Saleh, A., Syahrul, S., Hadju, V., Andriani, I., & Restika, I. (2021). Role of maternal in preventing stunting: A systematic review. Gaceta Sanitaria, 35, S576-S582. https://doi.org/10.1016/j.gaceta.2021.10.087
- Stunting in a nutshell. World Health Organization. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
- Handryastuti S, Pusponegoro HD, Nurdadi S, Chandra A, Pramita FA, Soebadi A, Widjaja IR, Rafli A. Comparison of Cognitive Function in Children with Stunting and Children with Undernutrition with Normal Stature. J Nutr Metab. 2022 Jul 12;2022:9775727. doi: 10.1155/2022/9775727. PMID: 35865865; PMCID: PMC9296298.
- Childhood stunting: Context, causes and consequences. World Health Organization (WHO). https://www.who.int/publications/m/item/childhood-stunting-context-causes-and-consequences-framework
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
- UNICEF. Stunting Prevention, Key Result for Children. https://www.unicef.org/wca/stunting-prevention.
- Stunting in a nutshell. World Health Organization. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell