Sort by
Sort by

Bantu Atasi Penyebab Perubahan Iklim dengan Bijak Mengolah Sampah

penyebab perubahan iklim dan Langkah mengatasinya
Berbicara soal penyebab perubahan iklim ibarat mengurangi benang kusut. Hal ini disebabkan oleh kegiatan yang dilakukan manusia seperti kegiatan-kegiatan industri dan limbah yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari.

Perubahan iklim juga disebabkan oleh jumlah populasi dunia yang terus meningkat. Salah satunya berakibat pada permasalahan timbulan sampah. seperti di Indonesia, yang akan berujung pada perubahan iklim.

Kurangnya pemahaman dan sistem pengelolaan sampah yang kurang memadai membuat banyak orang tidak mengelola sampah mereka dengan baik. Banyak pihak yang membuang sampah dengan tidak benar, seperti membuang sembarangan, dikubur, dibakar, dibuang ke aliran air sekitar, atau dikirim ke tempat pembuangan akhir tanpa dipilah.

Namun, dampak perubahan iklim bisa mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan kita. Untuk bisnis makanan dan minuman sendiri, perubahan iklim bisa memberikan dampak negatif bagi keamanan pangan dunia.

Hal ini membuat pasokan bahan baku berkualitas tinggi bisa menurun yang dikarenakan oleh gagal panen akibat musim panas atau musim hujan yang berkepanjangan dan mengakibatkan pergeseran lahan produksi. Kegiatan distribusi produk pun bisa terhambat disebabkan oleh cuaca yang mengalami perubahan ekstrim.

Cara Mengatasi Perubahan Iklim Dimulai dari Diri Sendiri

Setelah mengetahui penyebab perubahan iklim, sekarang perlu tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan ini. Tidak perlu berpikir tindakan yang sulit karena bisa dimulai dari tindakan sederhana dari diri sendiri dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari simak informasinya di bawah ini!

  1. Melakukan pemilahan sampah yang benar. Misalnya membuang hanya sisa makanan saja ke dalam Tempat sampah organik (organic waste) dan dipisahkan dari kemasannya
  2. Hindari membuang paper cup yang masih berisi air ke dalam tempat sampah karena dapat mencemari sampah yang sudah terdapat di dalam tempat sampah
  3. Salah satu cara cerdas untuk mengelola sampah sisa makanan dan sampah dapur dengan menjadikannya pupuk kompos
  4. Menghemat pemakaian energi listrik
  5. Membuat lubang biopori di rumah untuk membantu penyerapan air ke dalam tanah
  6. Membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi kemasan sekali pakai
  7. Dibanding menggunakan tisu, lebih baik gunakan sapu tangan atau lap kain untuk membasuh sesuatu agar tidak menghasilkan sampah baru. Bila sapu tangan atau kain tersebut sudah dipakai, cuci hingga bersih dan jemur di bawah matahari untuk mencegah bakteri dan virus
  8. Selalu membawa botol minum & peralatan makan sendiri agar tidak membuat sampah baru

Langkah Nestlé untuk Mengurangi Penyebab Perubahan Iklim

Sebagai perusahaan makanan dan minuman yang sudah ratusan tahun hadir di pasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen di seluruh negara di dunia, Nestlé juga turut berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Berikut ini beberapa tindakan nyata yang sudah dilakukan oleh Nestlé baik global maupun Nestlé Indonesia demi membantu mengurangi penyebab perubahan iklim.

  1. Semua kemasan karton Nestlé berlogo FSC (Forest Stewardship Council). Ini artinya kemasan tersebut dibuat dari bahan baku yang bersumber dari hutan yang dijalankan secara bertanggung jawab. Di tahun 2019, Nestlé Indonesia menjadi yang pertama menerapkan sedotan kertas untuk minuman kemasan NESCAFÉ Ready-to-Drink di Indonesia dan di akhir tahun 2020 seluruh kemasan siap konsumsi kami MILO dan DANCOW sudah 100% menggunakan sedotan kertas.
  2. Melalui program KASIH sudah membuat 4.100 lubang biopori dan lebih dari 90.000 pohon sudah ditanam.
  3. Menjalin kerjasama dengan WWF Indonesia untuk melakukan rehabilitasi hutan di Jawa Timur dan Lampung sejak 2013-2018. Sudah lebih dari 33.000 jumlah pohon yang ditanam.
  4. Sementara secara global, Nestlé juga bergabung dalam Project STOP (Stop Ocean Plastics), yang merupakan sebuah inisiatif dengan tujuan menghindari pencemaran plastik ke laut dengan menjalin mitra dengan pemerintahan dan kota-kota yang ada di Asia Tenggara pada tahun 2017 di Indonesia. Bersama dengan Nestlé, Project STOP telah mendirikan 2 fasilitas tempat pembuangan sampah terpadu di Kecamatan Nguling dan Kecamatan Lekok di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
  5. Tapi, bukan hanya itu saja. Nestlé Indonesia juga rutin melaksanakan program volunteering bersama dengan 150 karyawan dan keluarga untuk Bebersih Sungai Ciliwung, sebagai bagian dari inisiatif global Nestlé #CleanUpTogether dalam rangka peringatan #WorldOceansDay. Dengan kegiatan ini, para volunteer berhasil mengumpulkan 731,6 kg sampah yang kemudian dikumpulkan dan dikelola oleh Waste4Change, agar tidak berakhir di TPA.
  6. Ditambah lagi, Nestlé Indonesia menjadi salah satu pendiri PRAISE (Asosiasi Pengemasan dan Daur Ulang untuk Lingkungan Indonesia yang Berkelanjutan), untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah kemasan secara holistik dan berkelanjutan.
  7. Selain itu, semua kemasan karton Nestlé berlogo FSC (Forest Stewardship Council). Artinya, kemasan tersebut dibuat dari bahan baku yang bersumber dari hutan yang dijalankan secara bertanggung jawab. Nestlé Indonesia juga menjadi yang pertama menerapkan sedotan kertas untuk minuman kemasan NESCAFÉ Ready-to-Drink di Indonesia dan di akhir tahun 2020 seluruh kemasan siap konsumsi sudah menggunakan sedotan kertas.

Selain hal-hal di atas, Nestlé Indonesia bekerjasama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam rangka mengadakan perluasan dari program IUWASH USAID yang membantu pemerintah daerah dalam menghadapi penyebab perubahan iklim dan berupaya untuk melindungi sumber daya alam.

Adanya program ini membantu masyarakat setempat membangun sumur resapan agar bisa menampung air hujan sehingga dapat mengoptimalkan restorasi air ke dalam tanah. Nestlé Indonesia memberikan bantuan dana untuk melakukan pembangunan 100 sumur resapan di Probolinggo dan bisa mengembalikan air sebanyak 91 juta liter setiap tahunnya. Di Pasuruan, Nestlé Indonesia memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perlunya mengonsumsi air bersih, menjaga Kesehatan, dan kebersihan diri serta mendirikan sanitasi.

Masih banyak kegiatan positif Nestlé global maupun Nestlé Indonesia lainnya yang berkontribusi untuk mengurangi penyebab perubahan iklim. Tak jarang, Nestlé juga mengajak karyawannya untuk melakukan tindakan sukarela yang memberikan dampak baik bagi lingkungan sekitar, seperti tanam pohon, pembuatan lubang biopori atau kegiatan bersih pantai atau sungai dari sampah.

Tidak hanya berkontribusi baik untuk kegiatan-kegiatan perusahaan saja, tetapi karyawan Nestlé juga bisa berkontribusi di lingkungan sekitar mereka. Salah satu ambisi Nestlé dalam langkah mengurangi perubahan iklim, pada tahun 2025 untuk memproduksi 100% kemasan produk yang bisa didaur ulang atau digunakan kembali dan mengurangi ⅓ penggunaan plastik baru agar meminimalisir produksi sampah. Semoga ambisi tersebut bisa segera terwujud, ya!