Sorry, you need to enable JavaScript to visit this website.
Sort by
Sort by

Bagaimana Cara Menghitung Status Gizi Anak?

Bagaimana Cara Menghitung Status Gizi Anak

Bu, memenuhi kebutuhan gizi anak merupakan tanggung jawab orangtua. Asupan gizi yang cukup akan menjadi langkah awal untuk anak meraih kualitas hidup yang baik. Gizi juga penting bagi perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.1

Selain itu, orangtua juga perlu mengetahui status gizi anak, terutama di usia balita, agar dapat memastikan apakah Si Kecil sudah bertumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu, orangtua perlu tahu cara menghitung status gizi anak.

Cari tahu juga tentang tanda-tanda anak kurang gizi yang perlu diwaspadai dan tips untuk pemenuhan gizi anak. Simak penjelasannya di artikel ini, Bu!

Memahami Cara Menghitung Status Gizi Anak

Status gizi merupakan indikator kesehatan anak. Status gizi anak dapat diartikan sebagai kondisi kesehatan anak yang dipengaruhi asupan dan pemanfaatan zat gizi.

Agar Si Kecil memiliki status gizi yang optimal maka perlu mendapat asupan sumber energi dan zat gizi esensial yang cukup dan tidak berlebihan, serta tidak terkontaminasi zat berbahaya.2

Selain pemeriksaan klinis, laboratorium dll, salah satu cara untuk melihat Status gizi anak yaitu menggunakan Standar Antropometri Anak, yakni kumpulan data terkait ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh anak yang digunakan sebagai rujukan dalam menilai status gizi dan tren pertumbuhan anak.

Di Indonesia, klasifikasi untuk indeks antropometri anak usia 0-5 tahun mengacu pada kategori status gizi anak dalam Child Growth Standards yang dirilis WHO atau Badan Kesehatan Dunia.3

Cara menghitung status gizi anak seperti dijelaskan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2020 yakni dengan indeks berat badan (BB) dan panjang badan (PB)/tinggi badan (TB) menurut usia anak (U).

Kemudian Bunda dapat melihat  nilai ambang batas (z-score)  atau warna  (hijau, kuning atau merah) pada tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak untuk menentukan kategori status gizi anak sesuai tingkat standar deviasi (SD) apakah normal, kurang, atau lebih. Warna hijau menunjukkan jika status gizi si kecil sudah baik, dan sebaliknya warna kuning dan merah harus di waspadai. Pengukuran status gizi harus dilakukan secara rutin, dan Bunda harus mengunjungi tenaga kesehatan jika berada pada kategori z-score tidak normal atau warna kuning dan merah.

Kategori status gizi anak berdasarkan metode antropometri dapat dibedakan sesuai parameternya sebagai berikut:4

  1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

    Menggunakan data berat badan dan umur anak, kita dapat menilai anak dengan berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight). Kategori status gizinya dalam kurva pertumbuhan WHO:

    • BB sangat kurang (severely underweight): kurang dari -3 SD
    • BB kurang (underweight): antara -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD
    • BB normal: antara -2 SD sampai dengan +1 SD
    • Risiko BB lebih: lebih dari +1 SD
  2. Indeks Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

    Dengan data panjang/tinggi badan dan umur anak, kita bisa mengidentifikasi anak pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted). Kategori status gizinya dalam kurva pertumbuhan WHO:

    • Sangat pendek (severely stunted): kurang dari -3 SD
    • Pendek (stunted): antara -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD
    • Normal: antara -2 SD sampai dengan +3 SD
    • Tinggi: lebih dari +3 SD
  3. Indeks Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

    Perbandingan berat badan dengan panjang/tinggi badan digunakan untuk mengidentifikasi status gizi anak. Apakah anak mengalami gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted), dan anak yang berisiko gizi lebih (possible risk of overweight). Kategori status gizinya dalam kurva pertumbuhan WHO:

    • Gizi buruk (severely wasted): kurang dari -3 SD
    • Gizi kurang (wasted): antara -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD
    • Gizi baik (normal): antara -2 SD sampai dengan +1 SD
    • Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight): lebih dari +1 SD sampai dengan +2 SD
    • Gizi lebih (overweight): lebih dari +2 SD sampai dengan +3 SD
    • Obesitas (obese): lebih dari +3 SD
  4. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

    Menggunakan indeks massa tubuh dan umur anak, dapat ditentukan status gizi anak buruk, kurang, berlebih atau obesitas. Kategori status gizinya dalam kurva pertumbuhan WHO:

    • Gizi buruk (severely wasted): kurang dari -3 SD
    • Gizi kurang (wasted): antara -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD
    • Gizi baik (normal): antara -2 SD sampai dengan +1 SD
    • Berisiko gizi lebih (possible risk of overweight): lebih dari +1 SD sampai dengan +2 SD
    • Gizi lebih (overweight): lebih dari +2 SD sampai dengan +3 SD
    • Obesitas (obese): lebih dari +3 SD

Waspadai Tanda-tanda Anak Kurang Gizi

Pemenuhan gizi anak usia dini penting bagi kesehatan dan perkembangan anak. Asupan gizi yang baik dapat membantu peningkatan kesehatan anak, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, serta risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, yang lebih rendah. Anak yang sehat juga dapat belajar lebih baik.5

Saat anak tidak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan dibutuhkan oleh tubuhnya dalam jangka panjang, maka Si Kecil berisiko mengalami malnutrisi, baik itu kurang gizi, kelebihan gizi, maupun ketidakseimbangan gizi.6

Karenanya, orangtua perlu mewaspadai apabila muncul tanda-tanda kurang gizi pada Si Kecil, d antaranya:

  • Pertumbuhan terhambat, yang ditunjukkan dengan pertambahan berat badan yang lambat atau tidak sesuai harapan.
  • Perubahan perilaku anak, seperti menjadi lebih mudah rewel dan sering terlihat cemas.
  • Kurang bersemangat, mudah merasa lelah, dan terlihat lemas, tidak seperti anak-anak seusianya.
  • Berat badan terus menurun meski tidak sedang mengurangi asupan makanan.
  • Nafsu makan berkurang, tidak tertarik makan maupun minum.
  • Sering dan lebih mudah jatuh sakit dan waktu pemulihan lebih lama.
  • Sering hilang konsentrasi dan tidak fokus.
  • Terlihat sedih dan depresi.7

Tips Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak

Bu, agar Si Kecil tumbuh dan berkembang optimal dan sehat, perlu mendapat asupan gizi yang cukup atau sesuai kebutuhan. Untuk itu, perhatikan asupan makanan dan minuman anak setiap hari, di antaranya:

  • Berikan makanan bergizi seimbang

    Menu makanan anak harus mengandung berbagai gizi penting seperti protein, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral.

  • Sajikan menu yang bervariasi

    Usahakan menggunakan bahan makanan yang beragam untuk menu makanan anak. Selalu masukkan sayur, sumber protein, dan buah-buahan ke dalam daftar menu harian Si Kecil.

  • Batasi pemberian gula tambahan dan garam

    Pilih sumber gula alami seperti buah-buahan dan hindari menambahkan garam berlebih pada masakan.8

  • Berikan asupan susu secara rutin

    Berikan ASI eksklusif hingga bayi usia 6 bulan, yang dilanjutkan dengan pemberian MPASI. Pemberian ASI masih bisa dilanjutkan hingga anak usia 2 tahun. Bila perlu berikan susu pertumbuhan untuk bantu memenuhi kebutuhan gizi anak 1-2 tahun, misalnya dengan susu Nestlé Batita.

Susu Nestlé Batita bagus untuk anak usia 1-3 tahun yang sedang dalam masa pertumbuhan pesat. Susu Nestlé Batita tinggi kandungan zat besi, diperkaya vitamin serta mineral penting, juga Omega 3 & 6.

Bagaimana, Bu? Sudah lebih paham cara menghitung status gizi anak? Jika masih kesulitan, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter anak untuk tahu tentang status gizi Si Kecil, ya!

 

 

Sumber:

  1. Das, S. R., Prakash, J., Krishna, C., Iyengar, K., Venkatesh, P., & Rajesh, S. S. (2020). Assessment of Nutritional Status of Children between 6 Months and 6 Years of Age in Anganwadi Centers of an Urban Area in Tumkur, Karnataka, India. Indian journal of community medicine : official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine, 45(4), 483–486. https://doi.org/10.4103/ijcm.IJCM_523_19
  2. WHO - Nutrition. Diakses dari https://www.who.int/health-topics/nutrition#tab=tab_1 pada 21 April 2024.
  3. National Research Council (US) Committee on Diet and Health. (1989). Diet and Health: Implications for Reducing Chronic Disease Risk. Dietary Intake and Nutritional Status: Trends and Assessment. Washington (DC): National Academies Press (US). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK218765
  4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
  5. WHO. Malnutrition. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition pada 21 April 2024.
  6. NHS. Malnutrition - Symptoms. Diakses dari https://www.nhs.uk/conditions/malnutrition/symptoms pada 21 April 2024.
  7. Mayo Clinic. Nutrition for kids: Guidelines for a healthy diet. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/nutrition-for-kids/art-20049335 pada 21 April 2024.