Sorry, you need to enable JavaScript to visit this website.
Sort by
Sort by

Cara Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik yang Bisa Anda Lakukan

Cara Pengolahan Sampah yang Bisa Anda Lakukan di Rumah

Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang kini tengah dihadapi oleh masyarakat modern. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, memahami cara pengolahan sampah rumah tangga yang tepat menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Lewat artikel ini, Anda akan diajak untuk memahami seputar jenis-jenis serta cara pengolahan sampah yang bermanfaat. Yuk, simak!

Sampah Organik

Jenis sampah yang pertama adalah sampah organik. Sampah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Sampah ini bersifat mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme dalam tanah. Proses penguraian ini menghasilkan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman. Sampah organik umumnya memiliki kadar air yang tinggi dan memerlukan penanganan khusus agar tidak menimbulkan bau dan penyakit. Sampah organik dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Sisa Makanan: Termasuk sisa sayuran, buah-buahan, kulit telur, dan makanan basi.
  2. Limbah Pertanian: Meliputi jerami, daun kering, dan batang tanaman yang sudah tidak terpakai.
  3. Sampah Taman: Seperti daun gugur, rumput yang dipangkas, dan ranting pohon.
  4. Sampah Dapur: Sisa-sisa makanan dari proses memasak, seperti kulit bawang, ampas kopi, dan potongan sayur.

Lantas, bagaimana cara pengolahan sampah organik yang bisa dilakukan? Berikut ini beberapa di antaranya:

  1. Kompos Tradisional

Metode ini melibatkan pengumpulan sampah organik dalam lubang atau wadah khusus. Sampah kemudian ditutup dengan tanah atau bahan organik lainnya. Proses ini memerlukan waktu beberapa bulan hingga sampah terurai menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk.

  1. Vermikomposting

Menggunakan cacing tanah untuk mempercepat proses penguraian sampah organik. Cacing mengonsumsi sampah dan mengubahnya menjadi kascing (kotoran cacing) yang kaya nutrisi untuk tanaman.

  1. Bokashi

Teknik fermentasi sampah organik dengan menggunakan inokulan (bakteri efektif). Sampah ditempatkan dalam wadah kedap udara dan ditambahkan inokulan, kemudian didiamkan selama beberapa minggu hingga terfermentasi.

Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah limbah yang tidak berasal dari makhluk hidup dan sulit terurai secara alami. Sampah ini sering kali terdiri dari bahan sintetis atau bahan yang memerlukan waktu sangat lama untuk terurai. Penanganan sampah anorganik memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan sampah organik karena dampaknya yang lebih signifikan terhadap lingkungan. Sampah anorganik dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Plastik: Termasuk botol minuman, kantong plastik, dan kemasan makanan.
  2. Kaca: Botol, jendela, dan pecahan kaca lainnya.
  3. Logam: Kaleng minuman, barang elektronik rusak, dan material logam lainnya.
  4. Kertas dan Karton: Koran, majalah, kardus, dan kertas bekas lainnya.
  5. Bahan Beracun dan Berbahaya (B3): Baterai, lampu neon, dan bahan kimia rumah tangga.

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah anorganik, berikut ini adalah beberapa cara pengolahan sampah anorganik yang bisa Anda lakukan:

  1. Daur Ulang (Recycle)

Proses mengubah sampah anorganik menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Misalnya, plastik bisa diolah menjadi produk plastik baru, kertas didaur ulang menjadi kertas baru, dan logam dilebur untuk dibuat menjadi produk logam lainnya.

  1. Pengurangan Penggunaan (Reduce)

Mengurangi penggunaan bahan anorganik sejak awal, seperti membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, dan memilih produk dengan kemasan minimal.

  1. Pengumpulan Terpisah

Membiasakan memisahkan sampah anorganik dari sampah lainnya sejak di rumah. Sampah yang sudah dipisahkan dapat dikirim ke pusat daur ulang atau tempat pengolahan khusus.

  1. Pemanfaatan Kembali (Reuse)

Menggunakan kembali barang-barang anorganik sebelum dibuang. Misalnya, botol kaca bisa digunakan ulang sebagai wadah penyimpanan, dan kertas bekas bisa dipakai sebagai bahan kertas bungkus.

Cara pengolahan sampah yang baik dan benar adalah langkah penting untuk menjaga lingkungan dan kesehatan. Dengan memahami hal-hal di atas, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Sebagai perusahaan, Nestlé berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik, salah satunya melalui proyek STOP (Stop Ocean Plastics). Proyek ini bertujuan untuk mengurangi polusi plastik di lautan dengan meningkatkan sistem pengelolaan sampah di daratan. Nestlé bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Pasuruan untuk mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah, edukasi masyarakat, dan inovasi daur ulang.
Proyek STOP fokus pada beberapa area utama, seperti:

  1. Pengembangan Infrastruktur: Membangun fasilitas pengelolaan sampah yang memadai untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lingkungan.
  2. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan dampak negatif dari sampah plastik.
  3. Inovasi Daur Ulang: Mengembangkan teknologi dan metode baru untuk mendaur ulang plastik dan mengurangi produksi sampah plastik.

Selain itu, Nestlé juga berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Karawang   untuk mengembangkan 10 Tempat Pengolahan Sampah dengan Pendekatan 3R (TPS3R). TPS3R adalah fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang). Kolaborasi ini bertujuan untuk:

  1. Mengurangi Volume Sampah: Mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dengan mengolahnya di TPS3R.
  2. Meningkatkan Daur Ulang: Meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang dan mengurangi penggunaan bahan baku baru.
  3. Memberdayakan Masyarakat: Memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat mengenai cara mengelola sampah dengan baik dan benar.
  4. Menciptakan Nilai Tambah: Mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi, seperti kompos, bahan daur ulang, dan eco-bricks.

Proyek STOP dan pengembangan TPS3R adalah contoh nyata dari kolaborasi dan upaya bersama antara Nestlé dan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Mari kita mulai dari diri sendiri dengan mencoba cara pengolahan sampah di atas agar  mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dengan demikian, kita dapat mewariskan lingkungan yang lebih baik kepada generasi mendatang. Selamat mencoba!