Sort by
Sort by

Mengenal Nestlé Forestry Pillar dan Manfaatnya

Mengenal Nestlé Forestry Pillar dan Manfaatnya Penanaman Pohon di Kebun Kopi

Kebun kopi yang menerapkan tumpang sari atau metode menanam dua atau lebih jenis tanaman lain pada satu area lahan bisa berpotensi meningkatkan profit karena mendapatkan hasil panen yang lebih banyak.

Hal itu disadari betul oleh Nestlé. Maka dari itu, sebagai salah satu pemimpin global di industri makanan dan minuman, Nestlé memastikan keseimbangan antara produksi dan pelestarian alam.

Salah satu upaya itu dilakukan tim Coffee Agronomist Nestlé dengan mendorong petani menjaga lingkungan melalui penanaman 1 juta pohon di sekitar perkebunan kopi di Lampung.

Kerja Sama Nestlé dan Petani untuk Kebun Kopi

Petani juga didorong menerapkan metode tumpang sari sebagai model pertanian regeneratif untuk mencapai Net Zero Emission Nestlé.

Head of Sustainable Agri Nestlé Indonesia Syahrudi menjelaskan, konsep tumpang sari bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

Konsep itu juga diharapkan menjawab produktivitas beberapa komoditas perkebunan, termasuk kopi, yang terancam menghilang karena tidak memenuhi harapan para petani.

“Kami berharap para petani merasa secure dengan apa yang dipunya. Sehingga tidak melakukan ekspansi, tetapi melakukan intensifikasi. Artinya, saat para petani merasa secure dengan income di luas lahan yang sama, maka kopi akan tetap ada,” ujarnya.

Syahrudi mengatakan, selain menyediakan demo-plot dan pelatihan tentang praktik pertanian yang baik dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan produktivitas biji kopi, Nestlé juga mendistribusikan bibit kopi unggul dan bibit tanaman lain yang disebut program Forestry Pillar. Program ini untuk mendukung mitra petani kopi dalam menerapkan konsep tumpang sari.

Mengenal Program Nestlé Forestry Pillar

Untuk membantu melestarikan dan memulihkan hutan serta melindungi habitat alami, Nestlé mempromosikan pertanian berkelanjutan bagi para petani.

Untuk mewujudkan itu, Nestlé memiliki strategi Forestry Pillar yang berfokus pada penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan, yakni mendistribusikan 1 juta bibit pohon kepada para mitra petani.

Distribusi bibit ini bertujuan untuk mempermudah penerapan konsep penanaman tumpang sari dan juga meningkatkan perlindungan daerah aliran sungai (DAS) di sekitar kebun kopi.

Program Nestlé Forestry Pillar dijalankan sejak 2021 hingga 2025 dengan rata-rata penanaman sebanyak 200.000 pohon per tahun. Penanaman pohon dijalankan mitra petani di kebun kopi masing-masing dan di sepanjang DAS.

Jenis-jenis pohon-pohon yang ditanam, yakni pohon bernilai jual tinggi, pohon peneduh , dan pohon pelindung kebun kopi atau DAS. Pohon-pohon itu diharapkan mendukung pelaksanaan tumpang sari sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga konservasi air.

Pembagian Bibit Kopi: Pilar I

Nestlé membagikan 100.000 bibit pohon bernilai jual tinggi yang juga dapat menjadi border/batas kebun kopi dan sebagai pemecah angin (wind breaker) sehingga dapat menjaga pohon kopi dari terpaan angin kencang.

Penanaman pohon ini juga bertujuan mendukung peningkatan pendapatan petani kopi dan menyediakan support sistem untuk lahan kebun kopi, contohnya sebagai polinator vector (membantu proses penyerbukan). Contoh tanaman ini, yakni alpukat.

Penanaman Pohon: Pilar II

Nestlé menargetkan penanaman 400.000 pohon peneduh (shading trees) multifungsi dapat membantu proses pertumbuhan pohon kopi. Pohon peneduh juga digunakan untuk menjaga pengendalian intensitas cahaya dan suhu serta meningkatkan kesuburan tanah.

“Penanaman pohon shading trees bertujuan melindungi kopi sekaligus menjadi hijauan di atas kopi yang dapat menarik karbondioksida. Untuk para petani, pohon peneduh dapat dimanfaatkan sebagai tanaman rambatan seperti vanili, lada, legumes, dan lainnya,” kata Syahrudi.

Optimasi Pohon Peneduh di DAS: Pilar III

Penanaman pohon yang tumbuh di DAS di sekitar kebun kopi bertujuan menjaga lanskap daerah sekitar, di luar area pemasok Nestlé/kebun kopi. Seperti diketahui, penanaman pohon di sepanjang DAS dapat bermanfaat untuk menahan erosi, menjaga hulu, hingga reservasi air.

Nestlé menargetkan penanaman sebanyak 500.000 pohon. Contoh bibit tanaman untuk pilar ini, seperti nutmeg, durian, stinky bean.

Pencapaian Program Nestlé Forestry Pillar

Konsep tumpang sari yang digunakan di kebun kopi dapat meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi risiko usaha tani, serta meningkatkan pendapatan.

Hingga 2023, terdapat kurang lebih 600.000 pohon telah ditanam untuk mendukung konsep pertanaman tumpang sari. Nestlé juga merangkul dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah.

Nestlé menargetkan penanaman pohon sekitar 400.000 pohon lagi hingga 2025, bahkan juga bisa melebihi target  1 juta pohon.

“Program ini bisa jadi akan terus berlanjut tergantung sejauh mana program Forestry Pillar efektif dan dibutuhkan. Untuk meyakinkan hal tersebut, kami bisa menambah mitra petani untuk bisa mengikuti program penanaman pohon untuk tumpang sari,” ungkapnya.

Syahrudi menyebutkan, hingga kini penyerapan program Forestry Pillar atau yang sudah mulai menerapkan konsep tumpang sari sekitar 3.000-4.000 petani di Lampung.

Nestlé Forestry Pillar merupakan langkah maju para petani mengoptimalkan kebun kopi jadi lebih berkelanjutan dan aman di masa depan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya.