Ketidakseimbangan asupan gaze bisa menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan pada anak. Dua masalah kesehatan gizi anak yang kerap terjadi adalah stunting dan gizi buruk.
Meskipun sama-sama dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, namun pada dasarnya, stunting dan gizi buruk memiliki perbedaan.
Ada beberapa perbedaan stunting dan gizi buruk, mulai dari pengertian hingga dampaknya pada tumbuh kembang Si Kecil.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini, Bu.
Memahami Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk
Stunting dan gizi buruk termasuk masalah kesehatan gizi yang banyak dialami anak usia dini. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Stunting merupakan kondisi anak dengan tinggi badan lebih pendek menurut usia dibandingkan grafik pertumbuhan standar ( tinggi badan dibandingkan usia <-2 SD).
Stunting juga kerap disebut dengan kondisi gagal tumbuh yang disebabkan kekurangan gizi kronis yang dialami anak dalam jangka waktu lama sehingga menghambat potensi fisik anak.1
anak dapat berisiko mengalami stunting jika kekurangan gizi khususnya di 1000 hari pertama kehidupannya, yang dihitung sejak dari dalam kandungan hingga berusia 2 tahun.2
Sementara, gizi buruk atau severe wasting adalah kondisi anak dengan berat badan terlalu rendah dibandingkan tinggi badannya (BB/TB <-3 SD). Atau dalam artian sederhana, anak terlihat sangat kurus.3
Gizi buruk pada anak dapat terjadi karena penurunan berat badan secara drastis akibat asupan gizi yang tidak memadai secara kualitas maupun kuantitas. Anak dengan gizi buruk mudah menderita infeksi dan memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi baik.
Meski berbeda secara pengertian, stunting dan gizi buruk dapat saling terkait. Kedua masalah gizi anak ini memiliki faktor risiko saling memperburuk.
Anak dengan gizi buruk jika tidak ditangani dengan baik berisiko 3 kali lebih tinggi mengalami stunting. Di lain sisi, anak stunting punya risiko 1,5 kali lebih tinggi mengalami gizi buruk dibandingkan anak gizi baik.
Lalu, anak dengan gizi buruk dan juga stunting secara bersamaan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.4
Gejala Stunting dan Gizi Buruk
Selain dalam hal pengertian, perbedaan stunting dan gizi buruk juga dapat dilihat dari gejala yang muncul pada anak. Ibu perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mengenal atau memahami apakah Si Kecil mengalami stunting dan gizi buruk. Namun, gejala umum yang dapat Ibu amati antara lain:
Gejala anak yang mengalami stunting di antaranya:
- Postur tubuhnya lebih pendek dibandingkan grafik pertumbuhan standar.
- Proporsi tubuh tampak normal tetapi lebih kecil untuk usianya.
- Selain tinggi badan, berat badannya juga termasuk rendah untuk anak seusianya.
- Pertumbuhan tulang anak terhambat sehingga tampak lebih kecil.5
Sedangkan, anak dengan gizi buruk dapat menunjukkan gejala, seperti:
- Bentuk tubuh yang tampak sangat kurus.
- Memiliki kulit kering dan kulit wajah tampak keriput.
- Kemungkinan memiliki perut buncit meskipun tangan dan kaki tampak kurus.
- Mudah merasa lelah dan lebih tidak aktif bermain.
- Rambut terlihat kusam dan mudah rontok.
- Kadang disertai pembengkakan (edema) pada bagian tungkai.
- Dapat mengalami gangguan tumbuh kembang.6
Dampak Stunting dan Gizi Buruk
Perbedaan selanjutnya yang bisa diperhatikan yaitu dampak yang mungkin ditimbulkan pada anak akibat stunting dan gizi buruk.
Dampak paling nyata dari stunting jika tidak mendapat penanganan yang tepat adalah anak akan mengalami kegagalan pertumbuhan yang permanen dan dapat mempengaruhi kecerdasannya.7
Selain itu, anak stunting akan mengalami gangguan metabolisme, kekebalan tubuh menurun sehingga lebih mudah terserang infeksi.
Sementara, dampak gizi buruk pada anak di antaranya kekebalan tubuh rendah dan mudah mengalami infeksi dan tingkat kecerdasan rendah.8
Anak dengan gizi buruk yang tidak tertangani dengan baik juga dapat mengalami dehidrasi berat, hipotermia, anemia, infeksi berat, dan dalam kasus gizi buruk yang parah dapat mengalami kematian.9 Anak dengan stunting dan gizi buruk harus segera dirujuk ke tenaga kesehatan.
Cara Mencegah Stunting dan Gizi Buruk
Melihat dampak stunting dan gizi buruk pada anak yang dapat menghambat pertumbuhan dan masa depan anak, tentu lebih baik jika masalah kesehatan gizi ini dapat dicegah.
Mencegah stunting
Stunting bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan harian gizi makro dan gizi mikro anak, terutama selama masa 1000 hari awal kehidupannya.10
Setelah anak lahir, perhatikan kecukupan gizinya dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, diikuti dengan pemberian MPASI yang bergizi seimbang. Pemberian terus ASI dilanjutkan sampai 2 tahun atau lebih.11
Kemudian perlu imunisasi sesuai usia.
Lalu, bagaimana cara mengatasi stunting jika terlanjur terjadi pada Si Kecil?
Untuk menangani stunting, anak harus dirujuk ke pelayanan kesehatan (rumah sakit) untuk segera mendapatkan penanganan dari dokter anak.
Mencegah dan mengatasi gizi buruk
Anak dengan gizi buruk sebaiknya di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan.
Berbagai masalah kesehatan gizi pada anak terjadi karena ketidakcukupan dan ketidakseimbangan asupan gizi Si Kecil. Untuk itu, penuhi kebutuhan gizi anak dengan makanan bergizi seimbang. Bila perlu tambahkan asupan susu pertumbuhan. Susu pertumbuhan merupakan bahan pangan yang mengandung gizi makro serta diperkaya dengan zat gizi mikro seperti zat besi, seng, dan vitamin bisa bantu memenuhi kebutuhan gizi untuk mencegah stunting. Penelitian Sjarif (2019) menunjukkan jika konsumsi susu pertumbuhan >=300ml per hari dapat membantu mencegah stunting.12
Susu Nestlé Batita 1+ yang diformulasi khusus bagi anak usia 1-3 tahun telah diperkaya kandungan vitamin dan mineral penting untuk bantu mendukung tumbuh kembang anak.
Demikian penjelasan tentang perbedaan stunting dan gizi buruk yang perlu diketahui. Ayo, lindungi Si Kecil dari ancaman berbagai masalah kesehatan gizi dengan memberikan asupan gizi seimbang, Bu.
Sumber:
- WHO. Malnutrition. Diakses dari https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1 pada 4 Mei 2024.
- Unicef. Selain Stunting, Wasting Juga Salah Satu Bentuk Masalah Gizi Anak yang Perlu Diwaspadai. Diakses dari https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/stunting-wasting-sama-atau-beda pada 4 Mei 2024.
- WHO. Malnutrition. Diakses dari https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1 pada 4 Mei 2024.
- Unicef. Selain Stunting, Wasting Juga Salah Satu Bentuk Masalah Gizi Anak yang Perlu Diwaspadai. Diakses dari https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi/artikel/stunting-wasting-sama-atau-beda pada 4 Mei 2024.
- Kemenkes. Mengenal Stunting dan Gizi Buruk. Penyebab, Gejala, Dan Mencegah. Diakses dari https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486 pada 4 Mei 2024.
- Kemenkes. Penanganan Gizi Buruk dan Upaya Pencegahannya. Diakses dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2874/penanganan-gizi-buruk-dan-upaya-pencegahannya pada 4 Mei 2024.
- Siloam Hospitals. Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Perlu Dipahami. Diakses dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/perbedaan-stunting-dan-gizi-buruk pada 4 Mei 2024.
- Indonesia Baik. Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Beda Stunting dan Gizi Buruk. Diakses dari https://indonesiabaik.id/infografis/serupa-tapi-tak-sama-kenali-beda-stunting-dan-gizi-buruk pada 4 Mei 2024.
- Siloam Hospitals. Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Perlu Dipahami. Diakses dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/perbedaan-stunting-dan-gizi-buruk pada 4 Mei 2024.
- Kemenkes. Mengenal Stunting dan Gizi Buruk. Penyebab, Gejala, Dan Mencegah. Diakses dari https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486 pada 4 Mei 2024.
- Siloam Hospitals. Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Perlu Dipahami. Diakses dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/perbedaan-stunting-dan-gizi-buruk pada 4 Mei 2024.
- Sjarif, D. R., Yuliarti, K., & Iskandar, W. J. (2019). Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers. Medical Journal of Indonesia, 28(1), 70-6. https://doi.org/10.13181/mji.v28i1.2607