Sort by
Sort by

Perbedaan Energi Baru dan Terbarukan yang Perlu Diketahui

Perbedaan Energi Baru dan Terbarukan

Istilah energi baru dan energi terbarukan saat ini sering terdengar di kalangan masyarakat. Istilah gabungan di antara keduanya yakni energi baru terbarukan (EBT) juga mulai akrab di telinga.

Meski mulai familiar, ternyata belum banyak yang tahu jika energi baru dan energi terbarukan memiliki arti yang berbeda. Berikut ini pengertian energi baru, energi terbarukan beserta jenis-jenisnya.

Pengertian Energi Baru

Energi baru merupakan bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, baik itu berasal dari energi terbarukan maupun energi tidak terbarukan.

Artinya, energi baru dihasilkan melalui teknologi baru dan belum banyak dikonsumsi secara publik. Pengelolaannya rata-rata juga masih dalam tahap pengembangan. Masih perlu tahap pengujian kelayakan untuk digunakan secara massal.

Pengertian Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam yang dapat digunakan kembali dengan bebas, mampu diperbarui terus-menerus dan tak terbatas.

Penciptaan energi terbarukan dapat melalui perkembangan teknologi sehingga mampu menghasilkan sumber energi alternatif.

Sumber energi terbarukan sendiri tidak akan habis karena terbentuk lewat proses alam yang berkelanjutan.

Pemerintah terus menggenjot pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy sebagai tulang punggung energi nasional.

Pemerintah menargetkan bauran EBT sebesar 23% di 2025. Pada 2020, bauran EBT telah mencapai 11,5%.

Jenis-Jenis Energi Baru

Sejumlah sumber energi baru dari energi tidak terbarukan seperti gas metana batubara (coal bed methane), batubara tergaskan atau gasifikasi batu bara, dan batu bara tercairkan (coal liquefaction).

Contoh gasifikasi batu bara yang telah diterapkan yakni di Tanjung Enim. Di sana, batu bara digerus serta digeprek hingga menjadi gas. Gasifikasi batu bara termasuk energi baru dari energi tidak terbarukan karena batu bara akan habis suatu saat nanti.

Sementara itu, sumber energi baru seperti hidrogen dan nuklir memiliki sifat berkelanjutan atau terbarukan. Hal ini karena air yang menjadi bahan utama secara alamiah tidak akan pernah habis.

Adapun nuklir punya cadangan bahan bakar dan dapat beranak-pinak hingga ribuan kali lipat apabila bahan utamanya yakni radioaktif bereaksi.

Pemerintah telah mengambil langkah untuk mengembangkan energi nuklir dengan sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai negara untuk meningkatkan adopsi teknologi.

Untuk pengembangan mikrohidro, pemerintah mengintegrasikan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kegiatan ekonomi masyarakat, memaksimalkan potensi saluran irigasi hingga mengembangkan pola kemitraan.

Jenis-Jenis Energi Terbarukan

Energi Surya (Matahari)

Indonesia sebagai negara tropis sangat strategis untuk mengembangkan potensi energi matahari. Pemanfaatan dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek terkena cahaya matahari.

Cara lain yakni pemanfaatan dengan bantuan panel surya. Panel kaca-kaca besar ditempatkan untuk mengkonsentrasikan cahaya matahari ke satu titik atau garis.

Panas tersebut bakal menghasilkan uap panas yang kemudian menjadi tekanan. Tekanan tersebut digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan listrik.

Pembangkit listrik tenaga surya sudah dibangun di sejumlah daerah di Indonesia seperti Kabupaten Karangasem dan Bangli, Bali serta di pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Energi Angin

Sama halnya matahari, angin adalah sumber energi terbarukan yang melimpah di Indonesia. Perlu bantuan kincir untuk menjadikan angin sebagai sumber energi alternatif.

Pembangkit listrik tenaga angin sangat ramah lingkungan dan bebas polusi jika dibandingkan dengan nuklir maupun bahan bakar fosil.

Namun pengelolaan energi angin punya tantangan. Untuk menjaga kestabilan pasokan, turbin perlu ditempatkan di daerah dengan kecepatan angin konstan. Tak semua daerah punya karakter tersebut.

Energi Panas Bumi

Potensi panas bumi yang dimiliki bumi diperkirakan sekitar 5.500 celcius. Sumber energi tersebut memiliki tenaga sangat kuat dan berjumlah melimpah. Lewat pembangkit listrik energi panas bumi atau geothermal, pemanfaatan panas dari dalam bumi dapat diolah menjadi energi.

Ada sejumlah kelebihan geothermal seperti tidak butuh lahan luas, ramah lingkungan, nol risiko kenaikan bahan bakar fosil dan tak terpengaruh cuaca.

Biomassa

Biomassa adalah energi terbarukan yang berasal dari organisme seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Contohnya seperti rumput, limbah pertanian, pepohonan, kotoran ternak, tinja hingga limbah hutan.

Langkah Nestlé Mendukung Energi Baru Terbarukan

Sejak 1971, Nestlé memiliki komitmen untuk selalu melakukan investasi di Indonesia. Fokus utama investasi Nestlé adalah memanfaatkan sebanyak mungkin bahan baku setempat, memberikan kontribusi berkelanjutan dalam pembangunan Indonesia, serta mendukung kontinuitas lingkungan.

Ganesan Ampalavanar menyatakan, "kami (Nestlé Indonesia) juga ikut serta dalam fokus menangani perubahan iklim demi tujuan mencapai nol emisi di tahun 2050. Kami turut serta bertindak dengan menjadikan boiler biomassa sebagai alat penghasil energi terbarukan bagi pabrik Nestlé. Berkolaborasi dengan para petani, pemerintah, mitra industri, organisasi non-pemerintah sampai konsumen untuk bertindak bersama-sama menjalankan upaya penting ini. Harapannya, kita semua dapat membantu mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.”

Untuk mencapai emisi net zero pada 2050, Nestlé Indonesia juga berinvestasi dalam penggunaan boiler biomassa yang menjalankan prinsip energi baru terbarukan. Boiler biomassa tersebut mengolah sekam padi untuk menghasilkan uap yang menggantikan LNG di Pabrik Nestlé Karawang di Jawa Barat. Olahan sekam padi ini menghasilkan uap yang menggantikan LNG di Pabrik Nestlé Karawang untuk mencapai emisi net zero pada 2050.