Sort by
Sort by

Pentingnya Kenali & Pilah Sampah dari Rumah

Pilah Sampah Dari Rumah

Kalimat “buanglah sampah pada tempatnya” adalah jargon yang sering kita dengar di kehidupan sehari-hari. Di alam bawah sadar, jargon itu seolah menanamkan bahwa masalah akan selesai jika kita buang sampah di tempatnya.

Namun meningkatnya tantangan akibat tumpukan sampah membuat kita tak bisa lagi sekadar membuang sampah pada tempatnya. Perlu ada kesadaran pilah sampah dari rumah untuk solusi lingkungan yang berkelanjutan.

Lalu, bagaimana kegiatan pilah sampah bisa menjadi solusi sampah menggunung? Jenis sampah apa saja yang sering ditemukan di rumah tangga? Tips apa saja yang bisa dilakukan agar kita terbiasa memilah sampah? Berikut ulasannya.

Pilah Sampah dari Rumah sebagai Solusi Lingkungan

Sampah masih menjadi salah satu problem besar di kehidupan manusia sampai sekarang. Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah secara nasional mencapai 64 juta ton per tahun. Hal ini tentu perlu dicarikan solusi agar sampah tak terus menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Salah satu solusi berkelanjutan adalah kegiatan pilah sampah dari rumah.

Upaya memilah sampah dari lingkup rumah tangga bisa membantu menekan produksi sampah dari rumah. Selain itu ada nilai ekonomis jika pilah sampah atau dikumpulkan ke bank sampah, yaitu sampah bisa didaur ulang.

Gerakan Memilah Sampah dari Rumah

Pada 2019, KLHK meluncurkan Program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah sebagai solusi strategis menggalang peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Gerakan ini merupakan lanjutan dari gerakan minim sampah untuk memastikan sampah yang tidak berkurang dapat dipilah, dikumpulkan, serta diangkut ke tempat pengolahan dan pemrosesan akhir.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Secara umum, sampah terbagi dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) kemudian terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbahaya. Contohnya sisa sayuran, kulit buah, ampas teh, dedaunan, kayu, dan ranting. Sampah-sampah ini dapat diolah menjadi pupuk ramah lingkungan.

Adapun sampah anorganik adalah sampah yang susah membusuk dan tidak dapat diuraikan kembali, tapi dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat. Contohnya yakni plastik, logam, kardus, kertas, kaca, dan lain sebagainya. Deretan sampah tersebut dapat menjadi bahan baku untuk didaur ulang menjadi produk baru atau kerajinan.

Jenis-jenis sampah tersebut sering ditemukan di rumah tangga. Kemampuan mengelola sampah tersebut bisa menjaga lingkungan, bahkan mungkin mendatangkan nilai ekonomi.

Tips Pemilahan Sampah dari Rumah

Memilah sampah bisa jadi kegiatan yang mengasyikkan lho. Berikut ini tips pemilahan sampah yang dapat kita praktikkan:

  1. Sediakan dua tong sampah untuk memilah sampah organik dan anorganik.
  2. Sampah organik dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk. Sampah seperti ampas teh bahkan tinggal ditaburkan saja di tanaman.
  3. Sisa kulit buah dapat dipakai untuk eco-enzyme.
  4. Untuk sampah anorganik seperti plastik dan kemasan kaleng, biasakan untuk cuci dan keringkan lebih dulu. Setelah itu bisa didaur ulang atau dibawa ke bank sampah.
  5. Ajak anggota keluarga lain untuk bertanggung jawab atas sampah masing-masing.
  6. Ajari anak untuk memilah sampah sejak dini.

Sebagai perusahaan, Nestlé memiliki inisiatif seperti program sistem pengelolaan sampah di kawasan sekitar Pabrik Nestlé Karawang di Desa Sukaluyu, Kabupaten Karawang. Bukan hanya itu, Nestlé Indonesia juga rutin melaksanakan program volunteering bersama dengan 150 karyawan dan keluarga untuk Bebersih Sungai Ciliwung, sebagai bagian dari inisiatif global Nestlé #CleanUpTogether dalam rangka peringatan #WorldOceansDay. Dengan kegiatan ini, para volunteer berhasil mengumpulkan 731,6 kg sampah yang kemudian dikumpulkan dan dikelola oleh Waste4Change, agar tidak berakhir di TPA. Selain itu, semua kemasan karton Nestlé berlogo FSC (Forest Stewardship Council). Artinya, kemasan tersebut dibuat dari bahan baku yang bersumber dari hutan yang dijalankan secara bertanggung jawab. Nestlé Indonesia juga menjadi yang pertama menerapkan sedotan kertas untuk minuman kemasan NESCAFÉ Ready-to-Drink di Indonesia dan di akhir tahun 2020 seluruh kemasan siap konsumsi sudah menggunakan sedotan kertas.

Itu dia pentingnya kenali dan pilah sampah dari rumah. Aksi kecilmu bisa membantu mengurai problem besar persampahan. Yuk segera praktikkan!