Sort by
Sort by

River Clean Up

untuk mendukung pengelolaan sampah plastik di sungai
River Clean Up

Indonesia tidak hanya memiliki wilayah lautan yang luas, jumlah sungainya pun bisa dibilang banyak, yaitu mencapai 550 sungai. Karena posisinya yang menyebar bagaikan akar di pulau-pulau Indonesia, sungai menjadi bagian dari masyarakat. Bahkan, tidak sedikit dari masyarakat yang bermukim dan memiliki punya tempat tinggal di dekat sungai-sungai tersebut.

Namun, perlu disadari bahwa kedekatan lokasi masyarakat dengan sungai juga membawa tantangan tersendiri bagi pemerintah. Pasalnya, hal ini juga memunculkan risiko tercemarnya sungai, terutama karena sampah-sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.

Maka dari itu, Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda bekerja sama dan menciptakan River Clean up System (RCS) sebagai solusi untuk mengatasi masalah pencemaran sungai. Tapi, seperti apa cara kerjanya? Simak penjelasannya berikut ini.

River Clean up System yang Dikembangkan Pemerintah Indonesia
Permasalahan pencemaran sungai merupakan masalah yang serius di Indonesia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH), ada sekitar 200 ribu ton sampah plastik yang turut mencemari sungai-sungai di wilayah Indonesia. Tanpa adanya tindakan nyata, sampah ini tidak akan hilang dan permasalahan yang dialami tidak akan selesai.

River Clean up System atau RCS merupakan alat yang dipercaya mampu membantu menangani masalah ini. Pasalnya, RCS akan mengumpulkan sampah plastik yang “ditangkap” di sungai mengalir dan menampungnya sementara sebelum berakhir di laut.

Kemudian, alat ini akan membawa sampah yang sudah dikumpulkan tersebut ke tepi sungai untuk dipilah-pilah kembali. Dari tahap ini, para teknisi akan dapat melihat sampah mana yang bisa didaur ulang. Dengan begitu, sampah yang berujung pada tempat pembuangan akhir (TPA) pun jelas akan sangat berkurang.

Kegiatan River Clean Up Juga Bisa Dimulai dari Anda
Ketika membahas seputar masalah pencemaran sungai, pertanyakan peran yang Anda miliki. Apakah termasuk pihak yang terlibat dalam pencemaran sungai? Atau justru Anda termasuk dari mereka yang memiliki perhatian tinggi terhadap keadaan sungai di lingkungan sekitar?

Jika ingin melakukan kontribusi dalam upaya pembersihan sungai, mulailah untuk memahami dampak pencemaran sungai, contohnya ekosistem fauna lain yang terancam. Dari situ, Anda dapat memutuskan untuk berhenti mencemari sungai dan mengolah limbah sampah secara tepat, entah itu dengan melakukan daur ulang atau donasi (barang yang kualitasnya masih baik).

Apabila telah melakukan kedua hal tersebut, bisa melakukan upaya river clean up dengan mengikuti kegiatan pembersihan sungai. Jika kegiatan seperti ini sulit ditemukan, jangan ragu untuk menciptakan kegiatan bersih-bersih bersama dan mengajak orang-orang di sekitar Anda.

Nestle River Clean Up

Komitmen Nestlé untuk Sungai dan Lautan yang Bersih
Sejalan dengan Pemerintah Indonesia lewat River Clean up System, Nestlé Indonesia juga memiliki impian untuk turut membantu menjaga kebersihan perairan Indonesia dengan bergabung menjadi bagian dari Project STOP sebagai salah satu partner.

Kemitraan dalam Project STOP merupakan upaya Nestlé dalam menjaga kebersihan perairan Indonesia. Project STOP merupakan gerakan kolaborasi yang fokus pada pengelolaan sampah di daratan agar tidak mencemari lautan. Bersama dengan Project STOP, selama tiga tahun, Nestlé akan melakukan pengembangan sistem pengelolaan sampah termasuk di dalamnya pembangunan fasilitas pengelolaan (material recovery facility). Adapun wilayah yang menjadi target dari program ini, yakni 26 desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok dan Kecamatan Nguling di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.

Tapi, bukan hanya itu saja. Nestlé Indonesia juga rutin melaksanakan program volunteering bersama dengan 150 karyawan dan keluarga untuk Bebersih Sungai Ciliwung, sebagai bagian dari inisiatif global Nestlé #CleanUpTogether dalam rangka peringatan #WorldOceansDay. Dengan kegiatan ini, para volunteer berhasil mengumpulkan 731,6 kg sampah yang kemudian dikumpulkan dan dikelola oleh Waste4Change, agar tidak berakhir di TPA.

Tidak lupa juga, Nestlé Indonesia juga terlibat dalam asosiasi yang secara aktif mendukung penerapan pengelolaan sampah, yakni PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment). Secara garis besar, kegiatan yang kami lakukan bersama PRAISE bersifat holistik. Namun, kami bersama PRAISE juga turun langsung untuk mengajak masyarakat terlibat dalam kegiatan pembersihan lingkungan bersama-sama agar sampah tidak berakhir di sungai atau lautan Indonesia.

Demikian tadi penjelasan seputar sistem river clean up dan bagaimana kita semua bisa terlibat dalam menjaga kebersihan lautan dan sungai Indonesia. Kesimpulannya, tiada tindakan baik yang dianggap kecil karena, jika dilakukan bersama-sama, dampak baiknya pada kebersihan sungai dan lautan Indonesia pun akan terasa.