Sayur-mayur merupakan satu dari kebutuhan penting bagi tubuh. Kurangnya asupan sayur-mayur menjadi salah satu penyebab kenapa menu harian banyak orang saat ini tidak sehat. Alasannya, kurangnya asupan sayur-mayur bukan saja menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral, namun juga membuat tubuh kekurangan fiber. Apa arti warna sayur-mayur, dan apa saja kandungan penting didalamnya, kita bahas di sini.
Setiap harinya tersedia tak kurang dari 30 jenis sayur-mayur yang ada di pasar. Bahkan untuk kita yang tinggal di Negara tropis, jumlah ragam sayur-mayur yang dapat diperoleh dapat lebih banyak dari itu. Maka, jika saja kita cerdas memanfaatkan hasil bumi yang memberi kita demikian beragam jenis sayur-mayur, mestinya tubuh kita tak terancam kekurangan zat gizi vital, terlebih terbebas dari ancaman penyakit “kurang gizi” orang modern.
Warna dalam sayur-mayur
Warna sayuran tidak selalu identik dengan kualitas melainkan lebih pada dominasi zat gizi (nutrient) yang dikandungnya. Hal tersebut ditentukan oleh kandungan pigmen pada daunnya. Sebagai contoh ketika sayuran didominasi oleh pigmen chlorophyll, maka warna sayur akan lebih hijau. Menjadi lebih jingga jika pigmennya lebih banyak caroteinoids, dan lebih merah sampai biru kalau pigmen sayurannya lebih dominan pigmen anthocyanins.
Selain itu, karena dipengaruhi oleh proses penyimpanan dan pengolahan, warna sayuran mentah bisa berubah-ubah seiring dengan perubahan tingkat keasam-basaannya (pH). Sehingga, derajat kesegaran sayuran juga ditentukan oleh seberapa besar terjadi perubahan dari warna aslinya.
Perubahan warna sayuran dapat mengurangi kandungan zat gizinya. Makin berubah, makin tinggal hanya ampas yang kita telan. Itulah mengapa berlaku hukum dalam mengonsumsi segala jenis sayur-mayur. Jika bisa dikonsumsi mentah, kenapa harus dimasak; Jika bisa dimasak sekadarnya, kenapa harus sampai mendidih.
Menu warna-warni
Sayur-mayur jenis apa pun komposisinya tak lebih dari 10 kandungan zat gizi, yaitu kandungan kalori, natrium, kalium, karbohidrat, fiber, gula, vitamin A dan C, kalsium serta zat besi. Perbedaan masing-masing jenis sayur-mayur lebih pada zat mana yang lebih mendominasi. Contohnya Ubi jalar, tomat, kentang, dan jamur yang kaya akan kandungan kaliumnya. Wortel dan ubi jalar memiliki banyak vitamin A. Kemudian vitamin C dan kalsium banyak dalam brokoli, dan zat besi terkandung dalam bayam.
Artinya, kiat dalam memilih sayur-mayur yang menyehatkan itu harus lebih beragam dan beraneka-warna. Yang tak dikandung dalam bayam kita menemukan dalam sawi putih, Yang tak ada di kol, kita peroleh dari terong ungu. Kita lakukan itu karena kita tahu bahwa dalam suatu jenis sayuran terkandung zat gizi yang tidak persis sama komposisi masing-masing nutrient yang ada terkandung di dalamnya.
Maka, makin berwarna sayur-mayur yang kita pilih dari hari ke sehari, makin sempurna kecukupan zat gizi yang kita peroleh. Sebagaimana halnya dari bebuahan, sayur-mayur memasok kecukupan vitamin, mineral dan fiber. Perhatikan asupan sayur-mayur sekurangnya 4 porsi (Baca: 4 gelas) setiap harinya agar tubuh tidak mengalami “hidden hunger” sebagaimana banyak diidap kebanyakan orang sekarang. Kelihatannya saja sehat dan gemuk, padahal defisiensi gizi yang berasal dari sayuran. ***