Mengetahui cara menghitung stunting pada anak dapat membantu Ibu untuk lebih waspada dalam mengantisipasi gangguan tumbuh kembang ini.
Nah, apa saja indikator atau tolak ukur dalam menghitung status gizi si Kecil untuk mencegah stunting dan apa saja langkah pencegahan agar tumbuh kembang si Kecil optimal? Yuk, simak ulasan berikut, Bu!
Apa Itu Stunting?
Perlu diketahui dulu Bu, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Masalah pertumbuhan yang kompleks ini bahkan bisa terjadi sejak si Kecil masih ada dalam kandungan.
Ibu hamil yang konsumsinya gizinya tidak memadai, anemia atau mengalami infeksi, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, atau panjang bayi di bawah standar.
Hal ini tentu saja dapat memengaruhi status gizi si Kecil saat lahir. Apabila tidak segera diantisipasi, anak berisiko mengalami stunting.
Selain itu, penyebab stunting juga dapat berasal dari asupan gizi si Kecil, termasuk pada kurangnya pemberian ASI ekslusif dan juga makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai kebutuhan.
Ada juga faktor ketersediaan air dan lingkungan yang kurang bersih atau sanitasi. Kondisi ini secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada anak misalnya diare, infeksi saluran nafas dll. Nah, si Kecil yang kerap sakit karena mengalami infeksi penyakit menular turut rentan mengalami stunting.1
Bu, perlu dipahami juga bahwa dampak stunting tak hanya memengaruhi perawakan si Kecil yang terlihat lebih pendek atau kurus dibandingkan sebayanya.Lebih jauh, kondisi ini juga bisa menghambat perkembangan berpikir, sampai gangguan metabolisme ketika si Kecil tumbuh besar.2
Mengingat masalah tumbuh kembang ini bisa berdampak serius, orang tua perlu mengetahui cara menghitung stunting pada anak.
Bagaimana Cara Menghitung Stunting pada Anak?
Bu, sedikitnya ada tiga cara yang dilakukan ahli untuk menentukan status gizi si Kecil tergolong stunting atau tidak.
Di antaranya anamnesis atau tanya jawab kondisi si Kecil sejak masih dalam kandungan dan, pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang.3 Berikut penjelasannya:
Anamnesis
Saat si Kecil terlihat lebih kurus atau pendek dibandingkan sebayanya, biasanya saat pemeriksaan kesehatan, orang tua akan ditanyai beberapa hal. Nah, sesi tanya jawab ini bagian dari anamnesis. Jadi intinya, anamnesis adalah wawancara medis yang dilakukan dokter pada pasien untuk menegakkan diagnosa. Jadi, jangan baper dulu, ya Bu.
Ada beberapa hal yang ditanyakan, seperti bagaimana riwayat kehamilan, apakah si Kecil lahir prematur, pemberian ASI-MPASI, sampai status imunisasi anak.
Selain itu, si Kecil juga akan dirunut lagi, apakah sering terkena diare atau penyakit infeksi saluran pernapasan.4
Dari hasil wawancara singkat tersebut, dokter atau tenaga kesehatan bakal melanjutkan pemeriksaan dengan melihat kondisi fisik si Kecil.Pemeriksaan fisik
Cara menghitung stunting yang dilakukan ahli menggunakan patokan pemeriksaan fisik lengkap, yakni tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala sesuai umur serta jenis kelamin si Kecil.
Jadi begini bu, perhitungan stunting melibatkan tinggi badan si Kecil. Jika tinggi badannya lebih pendek dari grafik standar dunia, anak tergolong stunting.
Nah, standar yang digunakan ini memakai kurva atau grafik pertumbuhan standar WHO untuk anak 0-5 tahun.
Apabila, hasilnya menunjukkan tinggi badan anak menurut usia ternyata di bawah atau kurang dari -2 dari standar deviasi grafik pertumbuhan WHO, maka anak disebut stunting.Perlu diketahui Bu, proses pengukuran di atas harus tepat. Apabila salah ukur, diagnosis stunting menjadi tidak valid. Jadi, pengukuran berat badan, tinggi, dan lingkar kepala si Kecil sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dengan alat ukur standar.
Pemeriksaan penunjang
Apabila tenaga kesehatan curiga si Kecil mengalami stunting berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, umumnya ada rekomendasi pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan penunjang ini cukup lengkap, Bu. Meliputi tes darah, urine, feses, dan fungsi organ vital. Selain itu, ada juga pemeriksaan tulang dan skrining TBC.
Dari sederet pemeriksaan di atas, dokter biasanya baru bisa menegakkan diagnosis anak stunting atau tidak.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Stunting?
Bu perlu memahami, cara menangani stunting perlu dukungan kerja sama yang baik antara orang tua dan dokter atau tenaga kesehatan terkait. Berikut beberapa di antaranya:
Kejar kecukupan protein dan mineral sejak dini
Bayi prematur memerlukan asupan protein dan mineral khusus dibandingkan si Kecil yang lahir cukup bulan. Dalam kondisi seperti ini, ASI Ibu perlu diberi tambahan human milm fortifier untuk meningkatkan nilai gizinya. Pastikan Bu mengkonsultasikan asupan gizi bayi prematur kepada tenaga kesehatan
Perbaiki pola makananak
Dokter spesialis anak umumnya juga merekomendasikan perbaikan pola makan anak stunting. Si Kecil yang stunting akan dibuatkan jadwal makan dengan panduan gizi untuk mengejar pertumbuhan.
Jadwal tidur anak juga bakal diatur agar cukup dan berkualitas. Selain itu, anak juga disarankan menjalani olahraga atau aktivitas fisik selama setengah sampai 1 jam, sebanyak 3-5 kali seminggu.
Lengkapi imunisasi pada anak
Anak stunting lebih rentan terhadap infeksi atau lebih gampang sakit dibandingkan anak tanpa gangguan pertumbuhan.
Jadi, dokter biasanya akan menganjurkan anak mendapatkan vaksin lengkap dan imunisasi tambahan sesuai kebutuhan dan usia si Kecil.
Berikan stimulasi
Tak hanya berperawakan pendek atau kurus dibandingkan sebayanya, anak stunting biasanya juga mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Dalam kondisi seperti ini, anak membutuhkan stimulasi lewat rehabilitasi medis. Stimulasi ini diberikan sesuai dengan usia si Kecil.
Mengobati akar penyakit
Di beberapa kasus, penyebab stunting terkait penyakit tertentu. Jadi, cara mengatasi stunting juga perlu mengobati akar penyakit penyertanya.5
Setelah menyimak seluk-beluk sampai cara menghitung stunting pada anak berikut penanganannya di atas, tentunya Bu ingin memberikan asupan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan si Kecil. Bu bisa memberikan Nestlé BATITA, yaitu susu pertumbuhan dengan varian lengkap untuk anak usia 1+, 3+, dan 5+. Nestlé BATITA mengandung tinggi zat besi, vitamin dan mineral, serta omega 3 & 6 ini dirancang untuk mencukupi nutrisi seimbang untuk mendukung anak tangguh, tanggap, dan aktif.
Sumber:
- Kemenkes RI - Mengenal Lebih Jauh tentang Stunting dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2657/mengenal-lebih-jauh-tentang-stunting. Diakses 13 Januari 2024.
- Kemenkes RI - Mengenal Apa itu Stunting dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2657/mengenal-lebih-jauh-tentang-stunting. Diakses 13 Januari 2024.
- Kemenkes RI - Pentingnya Mengukur Status Gizi Anak secara Rutin dari https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-mengukur-status-gizi-anak-secara-rutin. Diakses 13 Januari 2024.
- Kemenkes RI. Tata Laksana Stunting oleh Kementerian Kesehatan. 2022.
- Kemenkes RI - Cara Mengangani Stunting, Bagaimana Prosedurnya? dari https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-menangani-stunting--bagaimana-prosedurnya. Diakses 13 Januari 2024.