Sort by
Sort by

Creating Shared Value Forum 2011

Nestlé Caravan Gizi

Nestlé Indonesia Creating Shared Value Forum 2011 menyediakan suatu kesempatan berwacana bagi para pemangku kepentingan termasuk pemimpin sektor swasta, pemerintah dan organisasi nonpemerintah, akademisi dan mahasiswa untuk berbagi pemikiran, pandangan dan gagasan tentang bagaimana memperkuat kemitraan dalam bidang gizi dan pembangunan pedesaan berkelanjutan.

Saat ini, Penciptaan Manfaat Bersama dilihat sebagai model yang menantang bagi bisnis untuk memaksimalkan kegiatan utama dan kemitraan mereka demi kepentingan bersama masyarakat dan para pemegang saham.

Creating Shared Value  (CSV) atau Menciptakan Manfaat Bersama merupakan bagian strategi bisnis Nestlé. Kami yakin bahwa untuk mencapai kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang serta menciptakan manfaat bagi para pemegang sahamnya, perusahaan harus menciptakan manfaat untuk masyarakat.

Pada 14 Juni 2011 di Jakarta lebih dari 200 perwakilan bisnis, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan akademisi menghadiri Forum Creating Shared Value (CSV) (Menciptakan Manfaat Bersama) Nestlé Indonesia Forum 2011 yang bertemakan "Memperkuat Kemitraan untuk Gizi dan Pembangunan Pedesaaan Yang Berkelanjutan", dengan tujuan untuk berbagi pemikiran, pandangan dan gagasan tentang bagaimana memperkuat kemitraan di antara berbagai pemangku kepentingan di bidang nutrisi dan pembangunan pedesaan yang berkelanjutan.

Menurut United Nations Partnership for Development Framework (UNPDF) 2011-2015, sejak 1998 Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam bidang sosial, politik dan ekonomi. Negara telah mencapai kondisi politik dan makroekonomi yang stabil, membuat kemajuan penting menuju target Pencapaian Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs), dan telah mencapai status sebagai negara berpendapatan menengah (Middle Income Country). Namun, masih banyak tantangan besar yang dihadapi. Kesenjangan ekonomi dan sosial di daerah terus berlanjut, tingkat kemiskinan tinggi dan gizi buruk meluas di provinsi-provinsi terpencil. Cepatnya laju urbanisasi akan menyebabkan sekitar 65% penduduk hidup di daerah perkotaan dalam dekade berikutnya. Hal ini ditambah dengan perkiraan bahwa 65 juta orang Indonesia akan berumur antara 15 dan 24 pada tahun 2015, menyebabkan pemerintah menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan sosial dan ekonomi serta lapangan pekerjaan untuk masyarakat muda perkotaan.

Nestlé percaya bahwa tantangan-tantangan tersebut tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat atau bisnis secara sendiri-sendiri. Diperlukan upaya-upaya terarah dan kemitraan di antara para pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan membantu pembangunan di Indonesia.

Forum Menciptakan Manfaat Bersama kedua yang diselenggarakan oleh Nestlé Indonesia ini, menyediakan suatu kesempatan berwacana untuk berbagi pemikiran, pandangan dan gagasan tentang bagaimana sektor swasta dan pemerintah dapat menutup kesenjangan di antara kepentingan bisnis dan tujuan pembangunan. Panel diskusi yang dihadiri oleh perwakilan dari Nestlé, lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah Indonesia membahas peluang-peluang bagaimana cara memberikan manfaat yang berarti melalui kemitraan yang berkelanjutan dalam gizi dan pembangunan pedesaan.

Mark R. Kramer , pakar CSR terkemuka dunia dari Kennedy School of Government – Harvard University, menjelaskan bahwa saat ini, Penciptaan Manfaat Bersama dilihat sebagai model yang menantang bagi bisnis untuk memaksimalkan kegiatan utama dan kemitraan mereka demi kepentingan bersama masyarakat dan para pemegang saham. "Setiap perusahaan harus melihat keputusan dan peluang melalui lensa manfaat bersama. Hal tersebut mendorong adanya pendekatan baru yang menghasilkan inovasi dan pertumbuhan yang lebih besar bagi perusahaan serta manfaat yang lebih besar bagi masyarakat," jelas Mark R. Kramer. Lebih lanjut ia berkata, "Menciptakan Manfaat Bersama merupakan strategi bisnis yang terdepan – membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh dan berkembang guna mengatasi masalah sosial. Hal ini akan menyatukan bisnis, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam melakukan pendekatan bersama guna mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Sekarang adalah waktunya bagi Indonesia untuk memajukan daya saing globalnya dengan menggunakan pendekatan penciptaan manfaat bersama. Nestlé adalah salah satu perusahaan yang mengerti konsep ini dan telah menerapkannya secara signifikan sehingga menghasilkan manfaat sosial yang besar."

" Creating Shared Value /Menciptakan Manfaat Bersama (CSV) merupakan bagian strategi bisnis Nestlé – Kami yakin bahwa untuk mencapai kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang serta menciptakan manfaat bagi para pemegang sahamnya, perusahaan harus menciptakan manfaat bagi semua pemangku kepentingan, baik para pemegang saham, karyawan, pemasok bahan baku (termasuk peternak sapi perah, kopi dan kakao), komunitas di sekitar lokasi usaha kami, konsumen, pemerintah, maupun masyarakat luas. Dengan mendasarkan diri kepada kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan serta praktik bisnis yang berkelanjutan, CSV adalah cara kami menjalankan bisnis." ujar Frits van Dijk , Executive Vice President Nestlé S.A. untuk Asia, Oceania, Afrika dan Timur Tengah.

Para Panelis dalam bidang Nutrisi menekankan pentingnya kemitraan di antara para pemangku kepentingan untuk memberikan dampak yang signifikan dalam menghadapi tantangan-tantangan di bidang gizi di Indonesia. Frits van Dijk menjelaskan: "Program global Nestlé Healthy Kids adalah sebuah contoh bagaimana sebuah perusahaan seperti Nestlé dapat berkontribusi untuk turut mendidik anak-anak mengenai gizi dan kebersihan pribadi. Di Indonesia, program ini diluncurkan pada pertengahan 2010. Sampai saat ini, program Nestlé Healthy Kids telah menjangkau 31 sekolah dasar di 12 kota dengan melibatkan 8.000 siswa dan 400 guru."

Para Panelis dalam bidang Pembangunan Pedesaan Yang Berkelanjutan menyimpulkan bahwa kemitraan di bidang pertanian yang berkelanjutan dapat membantu masyarakat pedesaan keluar dari kemiskinan, membantu mereka mendapatkan akses ke pendidikan, layanan kesehatan, serta perbaikan kualitas hidup mereka. Arshad Chaudhry , Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, mengatakan: "Nestlé berkomitmen terhadap pembangunan pertanian yang berkelanjutan, khususnya di bidang persusuan, kopi dan kakao dengan menyediakan bantuan teknis dan keuangan. Di Indonesia, misalnya, kami bermitra dengan 33.000 peternak sapi perah dan 31 koperasi di Jawa Timur; dan dengan 10.000 petani kopi di Lampung."

Pada Forum Menciptakan Manfaat Bersama, Nestlé Indonesia juga meluncurkan Laporan CSV 2011 sebagai bagian dari komitmennya dalam memonitor dan membangun dampak positif yang diciptakan 3 perusahaan bagi masyarakat Indonesia. Laporan CSV 2011 menggunakan pedoman pelaporan berkelanjutan Global Reporting Initiative (GRI).