Sort by
Sort by

Nestlé Indonesia Gandeng para Mitra Menuju Plastik Sirkular

Upaya Nestlé dan Mitra dukung Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen
Circular Economy
Ke daftar Siaran Pers

Karawang, 2 Agustus 2022 – PT Nestlé Indonesia sebagai perusahaan makanan dan minuman berkomitmen mendukung upaya pemerintah mengurangi dampak sampah pada lingkungan, salah satunya dengan upaya mengurangi sampah kemasan sejalan dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Nestlé menggelar diskusi bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan KSM Sahabat Lingkungan di Pabrik Nestlé Karawang pada Selasa, (02/08). Dalam kesempatan ini, Nestlé memaparkan upayanya dalam kemasan berkelanjutan (sustainable packaging) untuk memastikan 100% kemasan yang digunakan dapat didaur ulang atau digunakan kembali, dan mengurangi 1/3 resin plastik baru pada 2025 sebagai upaya untuk melindungi, memperbarui, dan memulihkan lingkungan.


Sebagai langkah nyata, PT Nestlé Indonesia melakukan pendekatan melalui tiga strategi utama untuk mendukung pemerintah dalam Peta Jalan Pengurangan Sampah, yaitu dengan mengurangi kemasan (less packaging), membuat kemasan yang lebih baik (better packaging), dan meningkatkan sistem yang ada (better system); melalui lima pilar untuk mengurangi (reduce), mendesain ulang (redesign), mengisi ulang dan menggunakan kembali (refill and reuse), mendaur ulang (recycle), serta mengubah perilaku (rethink behavior) di mana implementasinya membutuhkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya pemerintah setempat, SWI, KSM Sahabat Lingkungan, Waste4Change, Repal, serta melalui Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) dan IPRO.


Sinta Saptarini Sumiarmo, Direktur Pengurangan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan, “Kami menyambut baik inisiatif Nestlé Indonesia yang sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen pada 2030. Kami juga menghargai upaya Nestlé dalam mendesain ulang kemasannya dengan menggunakan 100% sedotan kertas, juga mengumpulkan dan mengelola kembali sampah kemasan pasca konsumsi dari konsumen. Upaya Nestlé ini merupakan bukti konkret komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. Kami berharap upaya ini bisa terus dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain,” ujar Sinta.


Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia menggarisbawahi berbagai upaya yang telah dilakukan Nestlé, “Kami mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minumannya, seperti DANCOW, MILO, NESCAFÉ, dan KOKO KRUNCH. Kami juga memastikan penggunaan sedotan kertas pada semua kemasan minuman siap konsumsi kami, mengubah kemasan multilayer menjadi mono-material, dan juga menggunakan bahan daur ulang pada secondary packaging. Kami juga mengupayakan pengumpulan sampah kemasan setelah dikonsumsi oleh pengguna, baik melalui pengumpulan sampah langsung maupun melalui fasilitas Tempat Pengolahan Sampah - Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) seperti TPS3R Baraya Runtah di Karawang.


Ganesan menambahkan, selain mengembangkan inovasi kemasan yang dapat didaur ulang, Nestlé juga mengembangkan sistem daur ulang dan guna ulang seperti studi kemasan daur ulang di tahun 2021 bersama Siklus, mendukung peningkatan angka daur ulang & manajemen sampah dengan 15 fasilitas TPST/TPS3R, kemitraan dengan lebih dari 20 kelompok pelapak dan pendaur ulang, dan kegiatan bersama PRAISE – IPRO. Nestlé juga mempromosikan gaya hidup bebas sampah dengan edukasi pentingnya memilah sampah dari sumber untuk mendukung manajemen persampahan.


Di samping upaya-upaya tersebut, Nestlé juga menyadari pentingnya kerja sama multipihak untuk mencapai masa depan yang lebih ramah lingkungan. “Kami berkomitmen untuk memastikan semua kemasan yang digunakan dapat didaur ulang dan juga bertekad untuk mengumpulkan dan memproses sampah plastik pasca konsumsi, sebesar yang digunakan untuk produksi mulai tahun 2021. Melalui kolaborasi, kami akan melanjutkan kebaikan karena kami sadar hal ini hanya dapat dicapai dengan usaha yang berkesinambungan dan kerja sama dengan dengan berbagai pihak untuk mendukung percepatan upaya pengumpulan dan daur ulang,” tutup Ganesan.