Sort by
Sort by

7 Gejala Anemia Defisiensi Pada Anak

7 Gejala Anemia Defisiensi Pada Anak

Bu, tahukah bahwa anemia bisa dialami setiap orang di segala usia, termasuk anak-anak? Bahkan, data dari WHO pada tahun 2019 menunjukkan, prevalensi anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami anemia mencapai 39.8%.

Anemia pada anak berarti kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh si Kecil mengalami penurunan di bawah normal, sehingga menyebabkan anak menjadi tampak pucat, mudah rewel, lelah, dan juga lemah.

Salah satu penyebab paling umum untuk anemia pada anak-anak adalah karena kurangnya zat besi di dalam tubuh atau disebut juga anemia defisiensi besi.

Ada sejumlah gejala anemia defisiensi besi pada anak yang perlu diperhatikan lho, Bu. Selain itu, ketahui juga penyebab dan faktor risiko dari anemia defisiensi besi pada anak berikut ini, ya Bu!

Penyebab Anemia Defisiensi pada Anak

Defisiensi atau kekurangan zat besi menjadi penyebab anemia yang paling umum. Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan pesat termasuk yang berisiko mengalami defisiensi zat besi, selain anak yang kurang terpenuhi kebutuhan gizinya.

Lalu, bagaimana kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia defisiensi besi pada anak? Hal itu berkaitan dengan peran mineral zat besi dalam produksi sel darah merah.

Di dalam sel darah merah terdapat protein bernama hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sehingga kekurangan sel darah merah membuat jaringan dan organ dalam tubuh kekurangan oksigen.

Ketika tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin dalam tubuh akan terganggu. Hemoglobin merupakan bagian sel darah merah yang memberi warna merah pada darah dan memungkinkan darah mengikat oksigen dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Saat kebutuhan zat besi tidak terpenuhi atau kehilangan terlalu banyak zat besi, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin dan pada akhirnya akan terjadi anemia defisiensi besi.

Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Secara umum, gejala anemia defisiensi besi pada anak tidak berbeda dengan anemia yang dialami remaja atau orang dewasa. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi gejala anemia pada anak:

  1. Kulit terlihat pucat

    Salah satu tanda atau gejala anemia defisiensi besi pada yang dapat dilihat adalah kulit si Kecil yang tampak lebih pucat. Hal ini karena kurangnya zat besi membuat sel darah merah kekurangan hemoglobin yang memberi warna merah pada darah. Akibatnya kulit pun terlihat pucat.

  2. Lemas dan mudah lelah

    Saat si Kecil menjadi lemas dan lebih mudah lelah, tidak semangat beraktivitas bahkan untuk bermain, maka perlu dicurigai akibat kurang darah atau anemia. Hal ini karena jaringan dan otot tubuh yang tidak cukup mendapat oksigen sehingga tidak bertenaga.

  3. Napas pendek

    Karena anemia defisiensi besi membuat kadar oksigen dalam darah berkurang sehingga nafas menjadi lebih pendek dan cepat untuk berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen yang masuk ke tubuh.

  4. Jantung berdebar dan berdetak lebih cepat

    Gejala anemia defisiensi besi lainnya adalah detak jantung yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan tubuh, terutama organ jantung, bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah dan oksigen ke seluruh tubuh.

  5. Mudah mengalami infeksi

    Kekurangan zat besi dalam tubuh turut berdampak pada penurunan sistem imun tubuh. Akibatnya, anak menjadi lebih berisiko mengalami infeksi.

  6. Nafsu makan berkurang

    Kekurangan zat besi juga turut berpengaruh pada nafsu makan si Kecil yang mungkin ikut menurun. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada hormon lapar yang disebut ghrelin.

    Sebaliknya, anemia defisiensi besi justru bisa menimbulkan dorongan untuk makan makanan aneh yang cenderung tidak bergizi, seperti es batu, kertas, bahkan tanah.

  7. Telapak kaki dan tangan terasa dingin

    Gejala anemia defisiensi besi juga bisa terlihat pada telapak tangan dan kaki yang terasa dingin. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke bagian ujung tangan dan kaki.

Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Setelah mengetahui gejala atau ciri anak anemia defisiensi besi, selanjutnya penting juga memahami hal yang bisa menjadi faktor risiko anemia defisiensi pada anak.

Beberapa faktor risiko anemia defisiensi besi, di antaranya:

  1. Perdarahan

    Zat besi banyak terkandung dalam darah. Ketika tubuh kehilangan darah karena terluka atau operasi, maka tubuh akan kehilangan zat besi. Tubuh juga dapat kehilangan darah secara lambat di dalam tubuh akibat penyakit seperti tukak lambung, hernia, polip usus besar, atau kanker kolorektal. Bisa juga akibat pendarahan gastrointestinal.

  2. Masalah penyerapan zat besi di dalam tubuh

    Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan metabolisme tubuh atau organ pencernaan, seperti penyakit celiac.

  3. Kurang asupan makanan sumber zat besi

    Tubuh mendapatkan zat besi dari makanan. Karenanya, penting untuk memperhatikan asupan harian si Kecil. Berikan ia makanan dan minuman kaya kandungan zat besi, seperti daging merah, telur, sayuran hijau, atau susu pertumbuhan yang difortifikasi zat besi.

Selain dengan asupan makanan kaya zat besi, Ibu juga bisa memberikan susu untuk memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil. Berikan asupan Nestlé BATITA, yaitu susu pertumbuhan untuk anak berusia satu tahun keatas dengan dengan varian lengkap untuk anak usia 1+, 3+, dan 5. Nestlé BATITA mengandung tinggi zat besi, serta diperkaya vitamin dan mineral penting, juga omega 3 & 6 untuk mendukung anak tangguh, tanggap, dan aktif.

Selalu perhatikan asupan makanan dan minuman si Kecil dan waspada bila timbul gejala anemia defisiensi besi pada anak, ya Bu!