Sorry, you need to enable JavaScript to visit this website.
Sort by
Sort by

Cara Membedakan Anak Kurus Sehat dan Kurang Gizi: Panduan untuk Para Ibu

Cara Membedakan Anak Kurus Sehat dan Kurang Gizi_Panduan untuk Para Ibu

Sebagai seorang Ibu, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk Si Kecil, termasuk dalam hal nutrisi dan kesehatan. Pada usia 1-2 tahun, Si Kecil mengalami banyak perkembangan penting, sehingga memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi adalah hal yang krusial. Namun, salah satu tantangan dalam proses ini adalah bagaimana cara membedakan anak kurus sehat dan kurang gizi. Yuk, pahami bagaimana cara membedakan kedua kondisi tersebut serta bagaimana cara memastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal lewat artikel berikut ini!

Cara Membedakan Anak Kurus Sehat dan Kurang Gizi

Membedakan antara anak kurus yang sehat dengan yang kurang gizi memerlukan observasi yang cermat terhadap beberapa indikator kunci. Anak kurus sehat biasanya masih menunjukkan tanda-tanda vitalitas, seperti energi yang tinggi, perkembangan motorik yang baik, serta respons yang aktif terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka juga umumnya memiliki nafsu makan yang baik dan memenuhi tahap perkembangan sesuai usianya1.

Di sisi lain, ciri anak kurang gizi antara lain mereka sering tampak lemas, lesu, dan tidak aktif. Mereka mungkin menunjukkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mental, serta sering mengalami infeksi atau penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang lemah2. Cara membedakan anak kurus sehat dan kurang gizi lainnya bisa terlihat pada kurangnya pertumbuhan tinggi badan yang signifikan dan berat badan yang tidak bertambah sesuai dengan usia3.

Oleh karena itu, penting untuk memantau secara berkala baik pola makan dan kondisi kesehatan anak melalui pemeriksaan medis rutin guna memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup.

Pentingnya Pemenuhan Gizi yang Seimbang untuk Si Kecil

Nutrisi yang seimbang adalah fondasi utama bagi pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Saat gizi terpenuhi dengan baik, Si Kecil akan lebih aktif, memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, dan mampu mencapai tonggak perkembangan sesuai usianya. Sebaliknya, kekurangan gizi dapat menyebabkan banyak masalah, termasuk pertumbuhan yang terhambat serta berbagai penyakit.

Baca Juga: Kebutuhan Zat Besi Pada Anak

Nutrisi yang diperlukan oleh Si Kecil mencakup berbagai macam zat gizi mikro (seperti vitamin dan mineral) dan zat gizi makro (seperti karbohidrat, protein, dan lemak). Menyediakan makanan dengan nutrisi seimbang bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas makanan yang dikonsumsi.

Kebutuhan Kalori Harian untuk Anak Usia 1-2 Tahun

Anak usia 1-2 tahun membutuhkan sekitar 900-1000 kalori per hari, tergantung pada aktivitas dan kondisi kesehatan mereka4. Dalam memenuhi kebutuhan kalori ini, penting untuk memastikan bahwa kalori yang diberikan tidak hanya dari gula atau lemak, tetapi dari berbagai sumber makanan yang kaya nutrisi. Karbohidrat sebaiknya berasal dari sumber yang baik seperti biji-bijian utuh, buah, dan sayuran, sementara protein dan lemak sebaiknya berasal dari sumber yang sehat seperti daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati.

Porsi Makan yang Sesuai untuk Usia Si Kecil

Menentukan porsi makan yang sesuai untuk Si Kecil sebenarnya tidak terlalu sulit jika kita memahami kebutuhan dasarnya. Berikut adalah panduan umum untuk porsi makan Si Kecil usia 1-2 tahun5:

  1. Protein: Sekitar 2-3 porsi kecil per hari (misalnya, 30 gram ayam atau ikan, atau 1 butir telur).
  2. Sayur: 2-3 porsi kecil per hari (misalnya, 1/4 cangkir wortel rebus atau brokoli).
  3. Buah: 1-2 porsi per hari (misalnya, 1/2 pisang atau 1/4 cangkir potongan apel).
  4. Karbohidrat: 4-6 sajian kecil per hari (misalnya, 1/2 cangkir nasi atau 1 potong roti gandum).
  5. Susu dan Olahannya: Sekitar 2-3 porsi per hari (misalnya, 1 gelas susu atau 1 potong kecil keju).

Tips agar Anak Mau Mencoba Makanan Baru dan Bergizi

Mengenalkan makanan baru kepada Si Kecil bisa menjadi tantangan, namun beberapa tips berikut dapat membantu6:

  1. Konsisten: Terus kenalkan makanan baru meski Si Kecil menolak. Butuh beberapa kali percobaan sampai anak terbiasa.
  2. Jadikan Teladan: Si Kecil cenderung meniru orang tua. Makanlah makanan bergizi bersama mereka.
  3. Variasi dan Kreativitas: Sajikan makanan dalam bentuk dan warna yang menarik untuk menarik minat mereka.
  4. Libatkan Si Kecil: Ajak Si Kecil membantu dalam memilih atau menyiapkan makanan. Proses ini bisa membuat mereka lebih tertarik untuk mencicipinya.
  5. Jangan Memaksa: Memaksa Si Kecil makan bisa berakhir dengan penolakan yang lebih keras. Biarkan mereka makan dengan tempo dan jumlah yang mereka inginkan.

Memastikan bahwa Si Kecil tumbuh dengan sehat dan mendapatkan gizi yang cukup memerlukan perhatian dan usaha yang konsisten dari kita sebagai Ibu. Memahami kebutuhan gizi harian, menentukan porsi yang tepat, serta memastikan makanan yang dikonsumsi adalah makanan sehat adalah langkah awal yang penting.

Untuk membantu Ibu memenuhi kebutuhan gizi anak usia dini dan mencegah risiko stunting, Ibu juga bisa memberikan susu fortifikasi yang biasanya telah diperkaya zat besi, seperti susu susu Nestlé BATITA. Susu Nestlé BATITA 1+ untuk anak usia 1-3 tahun memiliki kandungan tinggi zat besi yang baik untuk Si Kecil. Selain itu juga diperkaya berbagai gizi vitamin dan mineral penting lainnya yang dIbutuhkan anak.

Dengan memahami cara membedakan anak kurus sehat dan kurang gizi serta menerapkan tips-tips di atas, Ibu dapat membantu Si Kecil memperoleh nutrisi yang cukup, sehingga perkembangan mereka dapat berjalan optimal. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis anak jika Ibu memiliki kekhawatiran mengenai tumbuh kembang Si Kecil. Semoga artikel ini bisa membantu dan memberikan panduan yang bermanfaat!
 

Sumber:

  1. Khan S, Zaheer S, Safdar NF. Determinants of stunting, underweight and wasting among children < 5 years of age: evidence from 2012-2013 Pakistan demographic and health survey. BMC Public Health. 2019 Apr 1;19(1):358. doi: 10.1186/s12889-019-6688-2. PMID: 30935382; PMCID: PMC6444880.
  2. Dipasquale V, Cucinotta U, Romano C. Acute Malnutrition in Children: Pathophysiology, Clinical Effects and Treatment. Nutrients. 2020 Aug 12;12(8):2413. doi: 10.3390/nu12082413. PMID: 32806622; PMCID: PMC7469063.
  3. Malnutrition. World Health Organization (WHO). https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition
  4. Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.
  5. IDAI | Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pentingnya-mengatur-jadwal-makan-anak
  6. IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, APA, Dan Bagaimana? https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana