Sort by
Sort by

Mengenal Anemia Defisiensi Besi Pada Anak Beserta Cara Mencegahnya

Mengenal Anemia Defisiensi Besi Pada Anak Beserta Cara Mencegahnya

Apakah Ibu pernah melihat anak kecil yang sulit bertambah berat badan, kulit tampak pucat, dan sulit makan? Kemungkinan anak tersebut mengalami kekurangan zat besi.

Zat besi termasuk salah satu mineral penting yang dibutuhkan anak-anak, terutama yang masih dalam masa pertumbuhan. Kekurangan zat besi bisa berdampak pada terhambatnya pertumbuhan si Kecil.

Selain itu, zat besi juga dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang berfungsi mengikat dan membawa oksigen dalam aliran darah ke seluruh tubuh.  Karenanya, anak yang kekurangan zat besi juga dapat mengalami anemia yang disebut anemia defisiensi besi pada anak.

Apa Itu Anemia Defisiensi Besi pada Anak?

Anemia didefinisiakan sebagai kondisi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah. Ada juga yang menyebutnya dengan kekurangan hemoglobin, protein utama dalam sel darah merah yang berperan membawa oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.

Saat tubuh mengalami anemia, maka jaringan tubuh dan juga organ di dalam tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.

Anemia bisa disebabkan berbagai hal, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni karena kehilangan darah, berkurangnya produksi sel darah merah, dan rusaknya sel darah merah.

Anemia defisiensi besi termasuk tipe anemia yang disebabkan berkurangnya produksi sel darah merah. Sesuai namanya, anemia defisiensi besi terjadi karena tubuh kekurangan zat besi sehingga bisa juga disebut dengan anemia gizi besi.  Kondisi ini dapat terjadi di segala usia, tidak terkecuali anak-anak.

Anemia defisiensi besi pada anak termasuk salah satu jenis anemia yang sering terjadi. Kekurangan zat besi yang menjadi penyebab anemia pada anak bisa karena si Kecil tidak mendapat cukup asupan makanan dan minuman kaya zat besi.

Ciri Anak Mengalami Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi bisa dialami setiap orang. Gejala atau tanda-tanda yang umum terjadi di antaranya:

  • Kulit yang terlihat lebih pucat
  • Tubuh mudah merasa lelah seperti kekurangan tenaga
  • Napas menjadi pendek atau tidak beraturan
  • Telapak tangan dan kaki terasa dingin
  • Nafsu makan berkurang
  • Sering mengalami infeksi
  • Lebih mudah marah
  • Muncul keinginan untuk makan sesuatu yang tidak bergizi, seperti es batu.

Pada anak-anak, kondisi defisiensi besi sulit terlihat sehingga seringkali baru tampak saat Si Kecil sudah mengalami anemia. Kekurangan zat besi pada anak juga membuat pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lebih lambat.

Anemia defisiensi besi juga bisa berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kurangnya asupan zat besi dapat mempengaruhi daya konsentrasi dalam belajar, anak menjadi kurang fokus, dan akhirnya berakibat menurunnya kemampuan akademik si Kecil.

Cara Mencegah Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Mencegah anemia defisiensi besi terjadi pada anak bisa dilakukan dengan memperhatikan asupan gizi si Kecil, terutama zat besi. Penuhi kebutuhan zat besi harian anak.

Saat si Kecil masih bayi, kebutuhan zat besinya bisa dipenuhi dari ASI. Namun, mulai usia 6 bulan, si Kecil butuh asupan zat besi dari makanan dan minuman sehari-hari.

Kebutuhan zat besi harian anak berbeda-beda menurut usianya, yakni:

  • Usia 7-12 bulan: 11 miligram per hari

  • Usia 1-3 tahun:  7 miligram per hari

  • Usia 4-8 tahun: 10 miligram per hari

  • Usia 9-13 tahun: 8 miligram per hari

Ibu bisa memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil dengan memberinya asupan makanan kaya zat besi, seperti daging merah, ayam, ikan, telur, sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan brokoli, juga kacang-kacangan.

Selain asupan makanan sumber zat besi, Ibu juga perlu memberi si Kecil cukup vitamin C, karena vitamin ini membantu tubuh dalam menyerap zat besi. Bahan makanan yang kaya vitamin C seperti buah jeruk, stroberi, tomat, juga sayuran hijau.

Susu untuk Mencegah Anemia Defisiensi Besi

Susu merupakan asupan bergizi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Namun memberikan susu juga perlu diperhatikan, terutama jumlahnya agar tidak mempengaruhi penyerapan zat besi dalam tubuh Si Kecil. Anak usia 1-5 tahun sebaiknya tidak minum susu lebih dari 710 mililiter per hari.

Hindari memberikan susu murni kepada bayi yang belum berusia 1 tahun. Selain itu, pastikan juga Si Kecil sudah mendapatkan cukup asupan zat besi dan vitamin C.

Untuk anak berusia satu tahun keatas, Ibu bisa juga memberikan susu pertumbuhan yang telah diperkaya dengan zat besi dan gizi penting lainnya. Ibu dapat memilih susu Nestlé BATITA yang merupakan susu pertumbuhan anak dengan varian  lengkap untuk anak usia 1+, 3+, dan 5+.

Nestlé BATITA merupakan susu pertumbuhan tinggi zat besi, diperkaya dengan vitamin dan mineral, serta omega 3 & 6 untuk mendukung anak tangguh, tanggap, dan aktif.

Memenuhi kebutuhan zat besi penting untuk mencegah anemia defisiensi besi pada anak. Karena itu Bu, pastikan selalu berikan asupan makanan dan minuman bergizi seimbang untuk si Kecil setiap hari dan  lengkapi dengan susu Nestlé BATITA karena anak tangguh #AnakBATITA.