Sorry, you need to enable JavaScript to visit this website.
Sort by
Sort by

Kemitraan Berkesinambungan Demi Keuntungan Bersama, antara Nestlé dan Para Petani Kopi di Lampung

Tim AgriService Nestlé Lampung melakukan pengecekan terhadap biji kopi yang telah dikeringkan. Kendali mutu yang ketat pun telah dilakukan sejak dari biji kopi dipetik.

Kami mulai memproduksi NESCAFÉ di Indonesia, tepatnya di Pabrik Panjang di Lampung pada tahun 1979. NESCAFÉ adalah salah satu merek kopi terbesar di dunia yang telah dinikmati oleh begitu banyak konsumen di seluruh dunia. Di Pabrik Panjang, NESCAFÉ kami produksi untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia dan Lampung adalah wilayah pengekspor biji kopi terbesar di Indonesia.

 

Dalam menyeleksi biji kopi dari hasil panen wilayah setempat, kami selalu mengutamakan rasa sebagai kriteria utama. Pada masa-masa awal operasional Pabrik Panjang, para spesialis pencicip kopi kami, menggunakan keahliannya untuk menyeleksi contoh biji kopi yang diserahkan oleh para pedagang kopi dan hanya menerima biji kopi yang memenuhi standar rasa NESCAFÉ yang begitu tinggi. Selama periode itu, telah terbentuk sebuah persepsi di antara para pedagang bahwa biji kopi yang baik hanya ditentukan oleh kualitas fsiknya, yaitu bagaimana rupa biji kopi itu sendiri.

Di awal tahun 90an, Pabrik Panjang mulai melakukan pelatihan Coffee Tasting bagi para pedagang kopi setempat untuk menanamkan pengertian kepada mereka tentang pentingnya rasa dalam produksi kopi. Kegagalan dalam memberikan rasa yang optimum umumnya disebabkan oleh pengelolaan biji kopi pasca panen.

Pabrik Panjang, oleh Grup Nestlé kemudian ditunjuk sebagai pusat “Kendali Mutu Pra-pengiriman” untuk biji kopi impor asal Indonesia yang digunakan oleh pabrik-pabrik NESCAFÉ di seluruh dunia.

Pada tahun 1994, Nestlé Indonesia memutuskan untuk bekerja sama dengan para petani langsung untuk mendapatkan kualitas rasa yang tepat dan baik langsung dari sumbernya. Inisiatif ini dimulai dengan mendirikan sebuah tim yang berdedikasi penuh yaitu Departemen AgriService. Para ahli kami dalam hal pengelolaan biji kopi bekerja dengan para petani kopi di Ngarip, memperkenalkan teknik-teknik terbaik dalam hal pengelolaan panen dan pasca panen. Dengan begitu banyaknya petani yang berantusias mengikuti kegiatan ini, jumlah panen per hektar pun meningkat dua kali lipat. Dan, melalui pengelolaan pasca panen yang baik maka biji kopi yang dihasilkan juga memiliki profl "cup taste" yang jauh lebih baik. Kelompok-kelompok petani diberikan pelatihan untuk mengevaluasi kualitas dari produk mereka, dan keuntungan bisa dinikmati dari kopi-kopi berkualitas tinggi di pasar.

Kini, Pabrik Panjang kami memenuhi lebih dari 80% kebutuhannya akan biji kopi langsung dari beberapa kelompok petani. Kami benar-benar memahami di mana biji kopi tumbuh di Lampung dan Departemen AgriService kami akan terus memberikan panduan dan dukungan bagi para petani kopi di beberapa wilayah di Lampung.

Upaya ini merupakan sebuah kemitraan yang saling menguntungkan dan menciptakan manfaat bersama antara Nestlé dengan begitu banyak petani kopi yang bekerja keras untuk menyediakan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga dan anak-anaknya, generasi Indonesia yang lebih baik dimasa mendatang.

Dalam mewujudkan kesinambungan produksi kopi Indonesia (Sustainable Coffee Production), sejak tahun 2000, Nestlé telah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember dalam mencari dan menyeleksi bibit kopi unggul masa depan melalui teknologi Genetic Mapping, yaitu suatu teknologi yang dapat memper cepat proses penemuan bibit kopi unggul. Selanjutnya Nestlé juga menghibahkan teknologi Somatic Embryogenesis, yaitu teknologi untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif singkat dimana bibit yang dihasilkan akan memiliki karakteristik yang sama dengan induknya. Di tahun 2008, Menteri Pertanian meresmikan Pusat Somatic Embryogenesis kakao pertama di Indonesia hasil dari kerjasama alih teknologi dari Nestlé R&D Centre di Tours, Perancis. Oleh Puslitkoka, teknologi Somatic Embryogenesis telah digunakan untuk mempercepat proses revitalisasi tanaman kakao rakyat agar produksi kakao Indonesia tetap terjaga di tahun-tahun mendatang.

Untuk informasi tentang coffee and sustainability silakan kunjungi: www.nescafe.com/sustainability