Sort by
Sort by

Nestlé Indonesia Tegaskan Komitmen untuk Mendukung Ekonomi Sirkular dalam Indonesia Sustainability Forum 2023

ISF 2023
Ke daftar Siaran Pers

Hari ini, Nestlé Indonesia kembali memaparkan komitmennya untuk menjalankan praktik bisnis keberlanjutan dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia bersama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Jakarta. Pada plenary session yang bertajuk ‘Circular Economy Opportunities for a Livable Planet’, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Samer Chedid, memaparkan perjalanan Nestlé Indonesia di sepanjang mata rantai usaha dalam mencapai net zero emission pada 2050, termasuk di dalamnya upaya mencapai packaging sustainability. Upaya ini melingkupi pengembangan kemasan, dukungan terhadap pengelolaan manajemen persampahan, dan juga mempromosikan perilaku bijak sampah; yang diharapkan turut menegaskan dukungan terhadap pencapaian ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Presiden Direktur Nestlé Indonesia Samer Chedid menyampaikan dalam pemaparannya, “Nestlé Indonesia sedang dalam perjalanan untuk mencapai net zero emission di seluruh mata rantai usaha kami. Dalam mendukung ekonomi sirkular, kami berupaya memastikan pengembangan kemasan kami untuk dapat didaur ulang sehingga selaras dengan ambisi ekonomi sirkular yang diusung oleh Pemerintah Indonesia. Namun, upaya ini perlu didukung dengan pendekatan holisitik dan kolaborasi lintas sektor termasuk di dalamnya dukungan terhadap pengembangan pengelolaan sampah yang berkelanjutan untuk memastikan sampah tidak hanya berakhir di TPA dan meningkatkan angka daur ulang.”

Perjalanan Nestlé Indonesia dalam mencapai packaging sustainability dimulai dari upaya pengembangan kemasan dengan memastikan 95% kemasannya didesain untuk dapat didaur ulang, dan terus berupaya untuk mencapai 100%, serta mengurangi ⅓ penggunaan resin plastik baru pada 2025. Berbagai upaya telah Nestlé lakukan, termasuk di dalamnya pencapaian penggunaan 100% sedotan kertas, optimalisasi berat dan ukuran kemasan, penggunaan plastik daur ulang, dan transisi menuju kemasan mono-material. Lebih lanjut lagi, Nestlé Indonesia telah memulai dua studi pasar pengembangan kemasan isi ulang dan di akhir 2023 akan melakukan studi baru untuk kemasan guna ulang.

Nestlé percaya bahwa upaya dalam mencapai 100% kemasan daur ulang belum cukup. Oleh karena itu, Nestlé mengambil peran aktif dalam mendukung pengembangan sistem manajemen persampahan dan upaya peningkatan angka daur ulang. Setiap tahunnya, Nestlé berambisi untuk mengelola sampah plastik pasca-konsumsi sebesar material plastik yang digunakan dalam produksi di tahun yang sama. Pada 2022, Nestlé Indonesia telah berhasil mencapai ambisi tersebut, namun terus berupaya untuk mencapai pengelolaan sampah secara proposional sesuai dengan tipe plastik yang digunakan.

Hingga kini, Nestlé telah mendirikan 15 TPST/TPS3R di 3 provinsi untuk mengelola sampah rumah tangga sehingga tidak hanya berakhir di TPA. Melakukan kemitraan dengan 36 pelapak dan pendaur ulang skala industri kecil menengah di 5 provinsi sejak 2021, untuk meningkatkan angka pemrosesan sampah agar dapat didaur ulang. Lebih dari itu, Nestlé juga merupakan salah satu pendiri dari Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) yang merupakan upaya lintas industri untuk mengembangkan pengelolaan persampahan menggunakan pendekatan extended stakeholder responsibility.

Upaya packaging sustainability dalam mencapai ambisi sirkular ekonomi tidak dapat dicapai tanpa adanya kolaborasi dari berbagai sektor; baik dari pemerintah, industri, supplier, NGO, pegiat persampahan, dan juga masyakat. Melalui edukasi secara regular melalui sosial media dan berbagai kegiatan merek-merek; Nestlé Indonesia senantiasa mengajak karyawan, konsumen, dan masyarakat secara luas untuk menerapkan perilaku bijak bersampah sedari dini. Peran serta setiap individu turut menjadi kunci penting untuk mendorong ekonomi sirkular di skala nasional, terutama untuk mengelola sampah pasca-konsumsi yang masih memiliki nilai ekonomis.

“Dalam mencapai ekonomi sirkular yang berkelanjutan, sangat dibutuhkan aksi kolaborasi dalam skala besar. Lebih jauh lagi, diperlukan juga pendekatan holistik untuk tidak hanya membatasi pilihan pada pendekatan close loop, namun juga mendukung open loop sehingga lebih banyak lagi material plastik yang bisa didaur ulang dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Kami memiliki semangat, energi, dan komitmen untuk secara berkelanjutan memperbaiki dan membuka peluang baru dalam mencapai ambisi packaging sustainability, yang pada akhirnya mendukung ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan serta menjaga Bumi untuk saat ini dan juga untuk generasi mendatang.” tutup Samer Chedid.

ISF Event